Elorraine Zigfrids - Topeng Dibalik Kegelapan

202 31 32
                                    

[ Elorra ]
Topeng Dibalik Kegelapan

[ Elorra ]Topeng Dibalik Kegelapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sekumpulan petir bertahta di atas langit malam, membentuk kilasan-kilasan cahaya dalam seperkian detik. Kesunyian meredam dibalik derasnya hujan. Cakrawala seakan-akan runtuh meneteskan bulir-bulir air yang menggenang, menghunus desiran angin dingin di tengah kegelapan membisu. Bercak darah berada dimana-mana bercampur dengan serakkan tubuh tak bernyawa. Bersimbah cairan kental berwarna merah legit, seluruh manusia di kawasan rumah megah Zigfrids ... tewas tanpa kepala.

Elorra—gadis kecil bertubuh ringkih—terdiam dengan tatapan kosong, wajah jelita yang dipenuhi oleh noda darah dihapus oleh kegelapan malam. Menghempas rasa takut tatkala mendengar teriakan histeris di luar sana, Elorra merengkuh tubuh sang ibu yang sudah tidak lagi berkepala. Urat-urat nadi berceceran keluar bercampur dengan genangan kental beraroma anyir. Menyisakan sekuntum bunga mawar layu pada genggaman tangannya.

Merah pekat menjamah gaun tidurnya, surai legam sang gadis berantakan terbawa oleh angin malam. Iris violet indahnya tertuju lekat pada kapak berlumuran darah. Sekumpulan pria bertopeng terdiam di hadapan Elorra, memandang bisu dengan senyuman aneh. Lalu sekejap penglihatannya mengabur, ditelan oleh kegelapan.

***

Elorra spontan membuka kelopak matanya. Bulu lentik yang membingkai manis sorot violetnya, mengerjap pelan menyesuaikan cahaya sekitar. Wanita anggun itu terlihat lemah, dengan sedikit usaha dia pun berhasil duduk di tepi ranjang walaupun napas tersenggal-senggal tatkala kejadian tujuh belas tahun silam berputar kembali bagaikan kaset rusak.

"Kenangan buruk lagi?"

Aksen berat itu menarik perhatian Elorra. Sang gadis menoleh mengikuti sumber suara. Senyuman menawan terukir tatkala iris violetnya bertubrukan dengan manik abu milik seorang pria di sudut ruangan. "Sudah berapa lama anda berada di dalam ruangan saya, Dokter Jagger?"

"Ruangan anda, heh?" Pria berperawakan tegap itu terkekeh menanggapi. Senyumannya teduh, menyiratkan ketulusan tiada batas. Surai coklat karamelnya mengkilat di bawah cahaya lampu. Semakin padu ketika iris mata berwarna abunya memejam sejenak, memikirkan jawaban yang tepat untuk diberikan kepada Elorra. "Hmm ... sepertinya anda lupa, Miss. Ini ruangan saya, kita baru saja melaksanakan terapi hipnotis. Ingat?"

Elorra tersenyum anggun. Fokusnya berpencar, memandangi situasi sekitar. Angin laut berhembus masuk tatkala pintu balkon sengaja dibuka oleh sang pria. Terdapat berbagai macam peralatan kedokteran di sini disertai dekor ruangan yang cukup mengesankan. Tentu saja, putri keluarga Zigfrids yang notabene lulusan terbaik jurusan desain interior, merancang sendiri perabotan Le Wiston The Seas sebagai bentuk mahakaryanya.

Wanita itu menghela napas sejenak. Bagaimana bisa ia lupa bahwa dirinya masih berada di dalam ruangan kesehatan? Lebih tepatnya ruang kerja pribadi si tampan Jagger Schamanditer, pria jenius penyandang gelar dokter spesialis kejiwaan. Dokter muda nan sederhana kelahiran Swedia yang sudah lama menetap di Negara Rusia, namanya begitu tersohor sebagai penyembuh gangguan mental tingkat akut. Bahkan rumornya, Jagger pernah mengatasi kelainan langka di dataran Afrika.

Le Wiston The SeasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang