De Denzel Miller - Bimbang

82 12 2
                                    

[ Denzel ]
Bimbang


•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••


“Malam ini ... kesempatan terakhir kita untuk membunuh Zigfrids. Meski apa yang kau katakan waktu itu memang benar. Tapi, Denzel, satu-satunya cara untuk menghentikan Zigfrids adalah membunuhnya. Tidak ada yang paling mampu, selain kematian itu sendiri. Bahkan, Elorraine Zigfrids ... putri kandungnya.”

“Aku tahu, Pete. Tapi tidakkah kau berpikir? Masih ada yang lebih penting dari menghentikan rencana Zigfrids.”

“Apa itu?”

“Nyawa mereka. Orang-orang yang tidak bersalah.”

Denzel memejam dalam kebingungan. Semua yang terjadi terasa mengoyak pikirannya, menjadi kabur, keruh. Ada berbagai pilihan dan jalan di depan matanya,  tetapi tiada satu pun yang tidak mengorban banyak hal. Semua memiliki resiko tinggi, jika tak mampu memegangnya dengan hati-hati ... maka semua akan pergi, hilang dan tak bersisa. Umpama jejak di tepi pantai yang disapu habis oleh deruan ombak yang pasang surut.

26 September 2021

Besok. Tepat besok malam, perayaan ulang tahun Le Wiston The Seas akan diadakan. Malam peringatan sebuah peristiwa mengerikan yang akan mengukir sejarah kelam dan berdarah. Malam dimana .... hanya aroma kematian yang mengapung di antara buih air lautan.

Menghela napas, Denzel membuka matanya, mengunci satu sosok yang terlihat enggan menatapnya sejak tadi. Mungkin marah. “Victoria,” ucapnya.

“Tidak. Jangan berbicara padaku,” jawab Victoria tanpa mengalihkan pandangannya pada Denzel.

“Untuk terakhir kalinya ku katakan, pulanglah .... “ Tidak seperti tadi, kali ini Denzel terdengar seperti memohon. Ia sudah sangat lelah dengan semuanya, bahkan untuk berdebat dengan Victoria saja ia tak memiliki tenaga.

“Kenapa kau tak pernah mau mengerti, Kak Denzel? aku ingin tetap di sini, bersamamu. Walau aku tahu mungkin mati akan jadi pilihannya.”

“Kenapa? kau tahu—“

“Karena aku tahu kau akan selalu melindungiku. Meski—“ Victoria menarik napas, memberi jeda di antara kalimatnya. Lalu melanjutkan, “meski alasanmu adalah ayahku atau karena rasa terima kasihmu kepada keluarga kami. Aku tak peduli. Selama kau bersedia melindungiku, aku rasa itu cukup untuk membuatku tinggal di sisimu.”

Le Wiston The SeasWhere stories live. Discover now