Elorraine Zigfrids - Alunan Nada Kematian

86 16 6
                                    

[ Elorra ]
Alunan Nada Kematian

[ Elorra ]Alunan Nada Kematian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Malam begitu sunyi .... "

Alunan lagu bernuansa antik memenuhi seisi kabin. Meruntuhkan dinding kesunyian di balik kegelapan malam, kaset setengah rusak itu bersuara seperti angin murka. Deburan ombak mengantarkan suasana sendu tak berujung, menyambut sang purnama yang nyatanya memilih bersinar tanpa bintang. Angin menyeruak masuk ke dalam kabin yang hancur, pecahan kaca serta segala macam bentuk perabotan tercecer tak beraturan. Bahkan sekotak obat penenang pun juga ikut berhamburan keluar, mengotori karpet permadani berkualitas terbaik.

"Saya siap mendatanginya dalam tidur .... "

Elorra tersenyum sembari menyisir rambut segelap malamnya di hadapan cermin, sesekali bersenandung mengikuti irama lagu yang telah menua. Hanya mengenakan gaun tidur polos berwarna putih, ia membiarkan tetesan darah dari kepala mengalir ke permukaan pakaian. Wanita itu menyakiti dirinya sendiri dengan menggunakan sisir yang telah dipenuhi oleh pecahan kaca.

"Tidurlah segera sayang ... sebelum makhluk ini menjemputmu."

Sang putri pemilik kapal tertawa anggun sembari meneteskan air mata, memandang kosong dirinya dari dalam cermin. Obat penenang entah dari mana berhamburan di atas meja hias berlapiskan emas murni, sekuntum bunga mawar layu tergeletak dengan vas hancur. Emosinya tidak stabil, kelainan bipolar kembali menghantui sosok Elorra pada waktu malam. Puncaknya tepat pukul dua belas, bersamaan dengan bunyi dentangan jam kuno yang sengaja diletakkan di dalam kabin.

Beruntung, waktu berjalan dengan lambat namun anehnya sebelum tengah malam ia sudah menunjukkan sisi gelapnya. Mungkin saja karena penyakitnya bertambah parah.

Semenjak peristiwa mencelakai Ryana siang tadi, Elorra semakin kacau dibuatnya. Seharian ia memendam perasaan itu bahkan menghabiskan pertemuannya bersama Jagger dengan perasaan gelisah. Dia menyesal dan bersedih hati, namun disisi lain Elorra sangat puas mencelakai orang lain. Betapa anehnya, ingin sekali rasanya membunuh seseorang saat ini juga.

Suara langkah kaki di luar kabin membuat Elorra secara spontan menghentikan aksi menyisirnya. Dia tersenyum tenang sembari menyembunyikan benda itu dibalik gaun tidur. Diiringi suara ketukan pintu kabin, seorang pelayan membawakan satu kotak penuh kelopak mawar merah untuk Elorra. Sudah waktunya Nona Keluarga Zigfrids melakukan ritual mandi malam, bukan?

Elorra beranjak bangun dari kursinya, membiarkan lagu rusak berputar lebih lama. Ia membuka pintu kabin dengan tenang seakan-akan tidak memiliki beban terhadap apapun. Disambut senyuman dari sang putri pemilik kapal, pelayan pengantar sekotak mawar menundukkan sedikit tubuhnya ke depan agar memberi hormat sebelum menyampaikan tujuannya.

"Selamat malam, Nona Elorra. Saya membawakan sekotak kelopak mawar untuk anda."

Elorra tersenyum menanggapi. "Terima kasih, anda sangat baik. Bisakah anda menolong saya menyiapkan ritual mandi malam di dalam? Saya sedikit kesulitan setelah terkena cedera ini," ujarnya lembut sembari mengusap pelipisnya yang mengalirkan sedikit darah.

Le Wiston The SeasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang