• 10 •

23.8K 1.9K 103
                                    

Aku publishnya bertahap yaa!! YANG UDAH BACA SEBELUMNYA, JANGAN SPOILER!!!😤

Yang baca cerita ini wajib follow ig:
@wattpadjuuu_
@julia.artka

Happy Reading!!!


Ayara berjalan dengan pelan di koridor sekolah, hari masih terlalu pagi jadi belum banyak siswa yang sudah datang.

Sejak kejadian semalam, Ayara bangun lebih pagi untuk menghindari Resty bahkan ia belum sarapan. Dengan perlahan Ayara membuka pintu kelasnya, Sepi.

Ayara kembali melangkahkan kakinya ke arah tempat duduknya di pojok belakang. Menaruh tasnya, lalu menenggelamkan wajahnya di antara lipatan tangan. Dan tidur.

Satu persatu siswa mulai memasuki kelas 10 IPA 2, kelas yang tadinya sepi mulai terdengar berisik. Ayara yang tertidur merasa terusik dengan suara-suara berisik itu.

"Haiiiii Zoya yang cantik jelita ini datangg membawa kebahagiaan," sapa Zoya yang lebih terdengar seperti berteriak.

"Berisikk," ucap Ayara singkat, padat , dan jelas.

Ayara benar-benar merasa terganggu. Entahlah mungkin moodnya saja yang sedang buruk hari ini.

Mereka terdiam melihat Ayara. Tidak biasanya Ara begitu pikir mereka.

"Iya-iyaa," ucap Zoya pelan.

Ayara tidak memperdulikan itu, dengan gerakan cepat ia kembali menelungkupkan wajahnya lagi. Zoya yang melihatnya hanya mendengus malas, ia merasa ada yang tidak beres dengan Ayara.

"Ra, tumben lo pakai hoodie?" tanya Zoya.

"ng-nggak papa kok, lagi pengen aja," jawab Ayara gugup.

"Lo nggak nyembunyiin sesuatu dari gue kan?," tanya Zoya penuh selidik

"Nggak, ngapain juga gue nyembunyiin sesuatu."

"Ohh ok deh, benerankan?"

"Iyaa Zoyaa"

"Ok"

.

.

.

Sekarang sudah masuk waktu istirahat, Anggota inti Arcadissa sudah berkumpul di kantin.

"habis ini bolos yok," ajak Revan sambil memakan baksonya dengan lahap.

"Nggak lah males gue" jawab Adrian.

"Iyaa, sekali-sekali jadi anak rajin."

"Ohh iyaa, Al gue mau nanya," ujar Revan.

"Nanya apaan," balas Altezza.

"Adek lo yang hilang itu udah ketemu?"

Wajah Adrian dan Altezza berubah menjadi muram. Adrian mencoba tersenyum paksa walaupun susah, moodnya tiba-tiba saja memburuk.

Altezza menghela napas panjang "Belum ketemu, padahal gue kangen banget sama dia. Gue aja nggak tau dia masih hidup apa nggak," jawab cowok itu pelan.

"Sabar yaa bro, gue yakin kok pasti adek lo secepatnya bakal ditemuin"

"Iya"

Berbeda dengan mereka bertiga, Arkan malah melamun. Ia memikirkan keadaan Mamanya, ah dia jadi teringat gadis itu. Gadis yang menenangkan Mamanya.

"Heh Kan, ngelamunin apa lo? pake senyum-senyum segala lagi," ujar Adrian menyadarkan Arkan.

"Ngg-"

"Mikirin yang aneh-aneh lo ya?," tuduh Revan.

"Ya kagak lah anjir, gue cuma kepikiran Ayara. Sema-"

"Woahhh, lo suka diaaa??" serobot Adrian.

"Ya kali jangan di potong ngapaa."

Arkan mulai menjelaskan kejadian kemarin, kejadian dimana Ayara menenangkan Mamanya.

"Oalah, positif thinking mungkin dianya aja yang caper sama lo."

"Mung-."

"Arkan-Arkan, Ravloska buat keributan di depan gerbang sekolah," pekik Aldo.

"Arghh apa sih maunya,"

Arkan dan beberapa anggota Arcadissa berlari menuju gerbang sekolah. Dari jauh bisa terdengar teriakan dari anggota Ravloska, ck biang keributan.

"Woii sini lo Arkan!!"

"Pengecut bangsat ."

Rahang Arkan mengeras saat dirinya dan anggotanya di hina.

"Apa maksud lo ngomong begitu?" tanya Arkan dengan nada dingin, mukanya memerah kentara sekali menahan amarah.

"Gue nggak terima ya waktu tawuran kemarin gue kalah," Teriak Theo, Ketua Ravloska.

"Yah anjir dasar cupu, nggak mau nerima kekalahan. Pake acara ke sekolah lagi," Ejek Revan yang di sambut tawa para siswa yang sudah menonton sedari tadi.

"Mau apa lo kesini?" tanya Adrian to the point.

"Gue mau nantangin lo pada tawuran."

Bahkan gerbang sekolah sudah roboh di buat Ravloska, jahanam.

"Lo bego apa gimana? lo tau kan ini sekolah? lo tau kan fungsi sekolah? untuk belajar kan? TERUS KENAPA LO BUAT KERIBUTAN DI SINI ANJING!! Teriak Altezza marah.

Bagaimana tidak marah, fasilitas sekolah bapaknya cuy. Emang sih bagi orang kaya itu murah, cuma ya kalau dipikir-pikir ya mubazir.

"Kenapa? Lo mau war? ayoo!! tapi nggak disini bego," Sahut Arkan.

"Di lapangan nggak jauh dari sekolah noh, sepi. Makanya otak itu di pake, bukan cuma di pajang!!"

Ucapan Arkan begitu menohok bagi Ravloska, mereka terdiam beberapa saat.

"Yaudah, cepetan sekarang anjing!!," sentak Theo.

"Ay-"

"Heh-Hehh ada apa ini ribut-ribut!! Arkan, kamu juga, siapa kamu hah!! sampe ngerobohin gerbang, dimana otak kalian hah!! NGERUSAK FASILITAS SEKOLAH KOK BANGGA!! HERAN LIAT ANAK MUDA SEKARANG TAUNYA BERANTEM AJAA!! Sudah sana-sana pulang kalian!! Awas kalian buat keributan lagi di sini!!," Bentak Pak Indra memarahi Arcadissa dan Ravloska.

"Heh ngapain kalian nonton hah!! masuk kelas sana, bubar!!" lanjutnya dengan mata melotot.

"Kalian masuk ke ruang BK!!," suruh Pak Indra kepada Anggota Arcadissa

"Kapan pak?"

"5 tahun lagi"

"Ohh"

Anggota Arcadissa segera pergi ke kelas masing-masing, karena bel sudah berbunyi daritadi. Belum ada 5 langkah, langkah mereka terhenti karena sesuatu.

"HEH KE RUANG BK NYA SEKARANG YA AMPUNN!!"

"Iyaa pak iyaaa" sahut mereka malas.

••Ayara••

Huhu akhirnya bisa update lagi 🥺
Jangan lupa vote & comment ya.

Biar makin semangat hehe.

Bubayyy❤️❤️❤️❤️.

Kamis, 18 Maret 2021.

AYARA Where stories live. Discover now