• 54 •

14.7K 1.2K 181
                                    

Hai haii.

Lanjut?

Langsung aja yaa??

Happy Reading!!!


"Eh, ini punya Iyon 'kan?" tanya Ayara seraya menyodorkan satu es krim yang belum di sentuh.

"Buat lo aja."

"Aaa makas-"

"AYAAA!!"

Zidan terpekik saat Ayara hampir terjatuh, untung saja ia sigap menahan tubuh cewek itu. "Hati-hati Ayaa!"

Ayara terkekeh kecil tanpa merasa bersalah telah membuat jantung Zidan seperti ingin terjun dari jurang. "Maaf, ya."

"Iyon!"

Zidan hanya melirik cewek itu malas, ia sedikit kesal dengan Ayara. Ceroboh.

"Iyoooon!"

"Hm."

"Mau nanya dong."

Zidan menghembuskan napas panjang, ia tidak bisa lama-lama kesal dengan cewek yang sedang duduk di sampingnya ini.

"Tanya apa?"

"Kalo usus halus di sakitin, dia bakal jadi kasar nggak sih?"

Zidan tersenyum manis untuk meredam kekesalannya, cewek ini terlalu polos apa bodoh?

"Ya nggak lah, Ayaa. Lagian juga teori dari mana sih usus halus di sakitin, siapa juga yang nyakitin?"

Ayara tersenyum tipis, matanya menerawang ke depan. "Arkan."

Kekesalan Zidan mereda saat melihat tatapan sendu cewek itu. Tangannya terulur untuk mengusap rambut Ayara, berharap usapan itu bisa sedikit menenangkan Ayara.

Ayara menolehkan kepalanya, menatap Zidan sendu. "Gue salah apa sih sama dia?" tanya-nya seraya terkekeh pelan.

Jika boleh jujur, ia sangat menyayangi Arkan. Ia rindu dengan pelukan cowok itu.

"Lo yakin nggak mau maafin dia? Bukannya gue bela dia, tapi lo ingetkan kalo kita awalnya cuma mau nguji dia doang?" Zidan tersenyum tipis, bohong kalau hatinya tidak sakit. Mungkin Ayara memang bukan takdirnya.

"Gue inget. Tapi, apa kita salah, ya?"

"Nggak tau, Ya. Gue juga jadi takut mau ngelepasin lo buat dia, dia kasar."

"Ngelepasin? Kok bahasanya gitu?"

Zidan berusaha keras untuk menenangkan dirinya. "Ah, nggak ada."

Ayara tersenyum pedih. "Gue nggak tau luka dia udah sedalam apa."

Zidan menangkup wajah Ayara dengan kedua tangannya. "Lo yang paling sakit di sini, Ay," tuturnya dengan senyuman tipis.

Air mata Ayara meluruh begitu saja. "Kok gue jahat banget, ya? Padahal gue sayang banget sama dia."

Hati Zidan merasa sakit saat mendengar perkataan Ayara. Ia tau, ia hanya pengganggu di sini.

"Lo nggak jahat. Justru di sini kita bisa tau, Arkan kasar. Walaupun lo harus berakhir di rumah sakit." Zidan terkekeh pelan saat mendengar kalimat terakhir yang ia ucapkan.

"Gue bingung Yon, gue sama dia udah terlalu jauh. Apalagi abang gue lagi berantem sama dia. Gue nggak tau sehancur apa dia...."

"Gue ... gue jahat."

Zidan membawa cewek itu ke dalam pelukannya, berusaha untuk menenangkan cewek itu. "Udah ih."

"Sekarang mau lo, gimana?" tanya Zidan saat tangisan cewek itu mulai mereda.

AYARA Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon