• 12 •

21.8K 2K 73
                                    

Aku publishnya bertahap yaa!! YANG UDAH BACA SEBELUMNYA, JANGAN SPOILER!!!😤

Yang baca cerita ini wajib follow ig:
@wattpadjuuu_
@julia.artka

Happy Reading!!!

Ayara berjalan di koridor dengan pelan, ia berusaha menghemat tenaga saja. Hari ini kelasnya akan belajar penjas, dengan materi basket.

Brukk

Sial. Pagi-pagi gini udah nabrak orang aja, nggak lagi-lagi dah jalan sambil ngelamun. Mana jatuh lagi, untung jatuhnya nggak tengkurap pikir Ayara kesal.

Ayara mendongak untuk melihat siapa yang ia tabrak, bahkan ia belum bangkit dari posisi jatuhnya.

Arkan.
Dengan cepat Ayara bangun dari posisi jatuhnya.

"e-eh aduh maaf yaa kak nggak sengaja, gu-gue pergi dulu," pamit Ayara tergesa-gesa dan segera pergi menjauhi Arkan.

"Lucu," gumam Arkan tak sadar.

"Ish apaan sih."

Ayara sampai dikelasnya dengan cepat, napasnya ngos-ngosan karena berlari. Niatnya tadi mau hemat energi jadi malah boros energi.

"Ngapa lo lari-lari gitu Ra?," tanya Fano penasaran.

"Tadi gue liat hantu yang anehnya ganteng banget," jawab Ayara saat sudah bisa mengatur napasnya.

"Yah anjir, ya kali pagi-pagi ada hantu."

"Terserah lo deh, percaya nggak percaya juga bukan urusan gue," ucap Ayara mendengus.

Ia berjalan menuju bangkunya, dan duduk disana. Zoya dan Deeva yang sedang berbincang menoleh ke arah Ayara.

"Tumben telat?," tanya Deeva.

"Ketemu setan tadi," jawab Ayara ngasal.

Baru saja Zoya mau mengeluarkan suaranya, Pak Tejo guru yang mengajar penjaskes masuk ke dalam kelas. Pak Tejo langsung menyuruh mereka berganti baju.

Setelah berganti baju, mereka berjalan beriringan menuju lapangan.

"Duduk disana aja ayo, sambil nunggu dipanggil. Hari ini praktek basket kan?," tutur Deeva.

"Iyaa, seneng banget gue materinya basket," heboh Zoya seraya bertepuk tangan.

Ayara memutar bola matanya malas "Iya lo semua seneng main basket, lah gue apa kabar? nggak pandai gue yang begituan," keluh Ayara.

"Deeva lo di panggil tuhh," pekik Dinda.

"Iyaa, bentarr," jawab Deeva seraya berlari ke tengah lapangan.

Menit terasa berjalan sangat cepat, sekarang sudah waktunya Ayara yang praktek. Dengan lesu ia berjalan ke tengah lapangan.

"Pakkk, Ara nggak pandai lho pak," ucap Ayara dengan muka memelas.

"Nggak papa ayo coba pelan-pelan."

AYARA Where stories live. Discover now