• 35 •

18.8K 1.5K 114
                                    

Aku publishnya bertahap yaa!! YANG UDAH BACA SEBELUMNYA, JANGAN SPOILER!!!😤

Yang baca cerita ini wajib follow ig:
@wattpadjuuu_
@julia.artka

H

appy Reading!!!

Nisa menatap Arkan heran, wajah anaknya benar-benar kusut, suram. Arkan bahkan tidak menyapanya, padahal ia sedang duduk di ruang tengah bersama suaminya. Satu yang ia sadari, mata Arkan bengkak terlihat seperti orang yang habis menangis.

Nisa menatap suaminya heran "Mas, Arkan kenapa yaa? kok muram gitu mukanya," tanya Nisa dengan raut wajah bingung.

"Mas juga nggak tau, lagi ada masalah mungkin," jawab Alvin menggelengkan kepalanya pelan.

Nisa mengangguk "Yaudah deh, aku buatin bubur aja dulu buat Arkan. Mas tunggu di sini dulu ya?"

"Iyaa hati-hati ya masaknya."

"Iya Mas," ucap Nisa mencium pipi Alvin, dan beranjak dari sana.

Alvin memegang pipinya, lalu menggeleng pelan. Ia tersenyum, menahan rasa panas yang menjalar di pipinya.

"Selalu bisa bikin gue salting, capek gue," gumamnya pelan, menyandarkan tubuhnya pada sofa yang ia duduki.

Beberapa menit telah berlalu, Alvin dapat melihat istrinya yang sedang berjalan ke arahnya dengan tangan yang membawa nampan berisi seporsi bubur ayam untuk Arkan.

"Mas, ikut ke kamar Arkan yuk," ajak Nisa yang di angguki Alvin.

Mereka berjalan ke lantai Atas, menuju ke kamar Arkan. Alvin membukakan pintu untuk Nisa, mereka berdua bisa melihat Arkan yang bergelung dalam selimut dengan posisi membelakangi mereka. Nisa menyipitkan matanya saat mendengar suara isakan. Nisa mendudukkan dirinya di kasur Arkan pelan, nampan tadi sudah ia letakkan di nakas. Sedangkan Alvin sedang duduk di sofa kamar Arkan.

Nisa mengusap rambut Arkan pelan "Sayang, kamu kenapa?"

Arkan menggeleng, enggan menatap orang tuanya.

"Ih, kamu kenapa sayang? kamu nangis?"

Arkan membalikkan tubuhnya, memeluk pinggang Nisa erat. Ia menyembunyikan wajahnya di perut Mamanya. Nisa sedikit menarik wajah Arkan, Arkan benar-benar menangis.

"Hey, sayang kenapaa?"

"Sini cerita sama Mama."

Arkan masih saja menggeleng. Alvin menatap anaknya heran, tidak biasanya anaknya sampai begini.

Alvin berdeham "Ayara mana Kan? biasanya kamu sama dia terus?" tanya Alvin mencoba mengalihkan pikiran Arkan yang terus saja menangis.

Mendengar pertanyaan Alvin, Arkan tanpa sengaja mengeraskan tangisnya. Alvin menatap Arkan curiga, ia yakin ada sesuatu di sini.

"Sayang, cerita dong. Yaudah kalo nggak mau, makan dulu yuk bubur ayam yang Mama buatin."

Arkan mendudukkan dirinya, matanya tanpa sengaja bertubrukan dengan tatapan curiga Papanya, ia buru-buru menundukkan kepalanya. Nisa menyuapkan bubur ayam itu dengan perlahan sampai habis, Arkan menelan dengan tidak semangat. Arkan kehilangan semangatnya.

"Nah udah selesai. Mau cerita sama Mama?" tanya Nisa mengusap sisa air mata di wajah Arkan.

Arkan mengelap ingusnya "Maa, aku ... aya."

"Kenapa sayang?"

"K-kemarin aku jadiin Aya taruhan, aku jadiin dia pacar aku, sekitaran 2 bulan jadian aku udah sayang sama Aya ma, tapi sekarang Aya udah tau, di-dia ninggalin aku," isaknya pelan.

AYARA Where stories live. Discover now