• 56 •

13.9K 1.3K 271
                                    

Hai.

H

appy Reading!!

"Al, gue mau ngomong."

Altezza mengerutkan keningnya saat mendengar perkataan Arkan.

"Al, bentar aja."

"Ngapa, sih."

"Al."

Melihat Altezza tidak menjawab panggilannya, membuat Arkan menghela napas berat. Matanya beralih menatap Adrian, cowok itu terlihat malas berada dekat dengannya.

"Ryan."

"Ryan."

"Gue mau ngomong sama lo pada, woy."

"Al, Ryan!"

Adrian berdecak sebal, menatap sinis Arkan. "Kenapa?"

"Di taman belakang aja."

"Males."

"Ayo, cepet ah!"

Adrian berdiri dari duduknya. "Maksa lo, anjing."

Altezza juga ikut berdiri, lalu berjalan mendahului Adrian dan Arkan. "Cepet! Jadi nggak?" tanya-nya ngegas saat melihat Arkan hanya diam tidak mengikuti.

Arkan tersentak pelan, lalu berjalan mendekati Altezza dan Adrian yang sedang menatapnya malas.

"Cepet, bentar lagi bel," perintah Arkan saat sudah mendahului dua anak kembar itu.

"Stres."

Mereka sudah sampai di taman belakang. Sudah tujuh menit berlalu, tetapi Arkan belum juga mengeluarkan suaranya.

Altezza menghela napas panjang. "Lo mau jelasin apa, sih? Dari tadi di tungguin juga!"

"Nungguin, ya? Padahal gue nungguin kalian nyuruh ngomong."

"Lo kok jadi tukang ngelawak sih?" tanya Adrian di sertai geraman rendah.

"Ah, masa iya?"

"Cepet bangsat!! Buang-buang waktu aja, lo!!"

Arkan menarik napas panjang. "Jadi gini, gue mau minta maaf. Sumpah gue nggak ada niat buat kasarin Aya, gue kelepasan. Lagian gue cemburu, bisa-bisanya Aya ngebela Zidan."

Altezza mengerutkan keningnya. "Kok lo jadi nyalahin Aya?"

Arkan mengerjabkan matanya. "Eh, bukan gitu maksud gue. Pokoknya kemarin gue kesel sama Zidan. Bisa-bisanya dia bilang gue manja. Repot banget, padahal gue cuma manja sama Aya."

"Lo mau ngapain sekarang? Mau curhat?"

"Nggak, gue mau minta maaf. Please, maafin gue, ya, ya?"

Adrian menatap tak suka ke Arkan. "Gue masih nggak terima ya lo kasarin adek gue. Kita keluarganya aja nggak pernah ngasarin dia. Lah lo? bukan siapa-siapa aja berani ngasarin."

Arkan terdiam mendengar perkataan Adrian. Kata-kata Adrian tidak pernah setajam ini biasanya. Di ajarin Altezza nih pasti, pikirnya.

"Y-ya, gue minta maaf. Maaf Maaf woy maaf."

"Maksa lo anjing."

"Iya, gue maksa."

"Al, maafin guee," pinta Arkan memaksa.

"Gue rela deh, ngelakuin apa aja. Asalkan kalian maapin gue."

Altezza sedikit tertarik dengan ucapan Arkan, senyum miring tercetak di bibirnya. "Yakin?"

AYARA Where stories live. Discover now