• 22 •

18.4K 1.4K 112
                                    

Aku publishnya bertahap yaa!! YANG UDAH BACA SEBELUMNYA, JANGAN SPOILER!!!😤

Yang baca cerita ini wajib follow ig:
@wattpadjuuu_
@julia.artka

Happy Reading!!!

Pagi ini Ayara sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ia mendengar suara mobil yang sepertinya berhenti di depan rumahnya. Ia berjalan ke jendela, ia terkejut siapa yang ada di dalam mobil itu.

Ia berlari keluar rumah dengan tas yang sudah berada di punggungnya. Ia menatap orang itu heran.

"Kenapa kak pagi-pagi kesini?," tanya Ayara heran.

"Bareng."

"Hah?"

"Ck, berangkat bareng," decak Arkan.

"Eh?"

"Cepetan," perintah Arkan tak dapat di tolak.

"Iya-iyaa, gue ke dalem bentar pamit sama bunda," ujar Ayara seraya berlari ke dalam rumah.

Ayara keluar rumah saat sudah pamit kepada bundanya. Ia masuk ke mobil, di samping Arkan.

Mobil mulai melaju dengan kecepatan sedang.

"Ngapain lo jemput gue kak?" tanya Ayara penasaran.

"Nggak ada, pengen aja," Arkan melirik Ayara sebentar lalu kembali fokus ke depan.

Ayara hanya mengangguk mengiyakan, lalu keheningan menyapa mereka berdua. Ayara yang menatap gedung-gedung sedangkan Arkan fokus menyetir.

Mobil memasuki area sekolah yang sudah mulai ramai siswanya.
Para murid tau bahwa itu mobil Arkan, mereka jadi kesenengan sendiri melihat Arkan.

Arkan keluar dari mobilnya di susul Ayara yang membuat murid yang tadinya senang jadi mencibir Ayara. Kedatangan Arkan dengan Ayara membuat sekolah gempar, nasib di kenal banyak orang ya gini.

Ayara mulai melangkahkan kakinya ke kelas, namun baru saja melangkah tangannya di cekal Arkan. Gadis mungil itu menatap Arkan bingung.

"Kenapa?."

"Gue anter ke kelas." Mendengar itu Ayara menahan diri agar tidak berteriak, jantungnya berdetak lebih cepat.

"I-iya," Ayara berjalan mendahului Arkan, tetapi lagi-lagi tangannya kembali di cekal Arkan.

Ayara menghembuskan napas panjang untuk menahan geli di perutnya.

"Jalan di samping gue, emang gue babu lo." Err, entah kenapa Ayara merasa nada bicara Arkan sedikit melembut dan membuat hatinya hangat.

"Yaudah ayo,"

Mereka jalan berdampingan, ada satu hal lagi yang membuat jantung Ayara serasa ingin loncat dari tempatnya. Arkan menggenggam tangannya, mengayunkannya ke depan ke belakang, seperti anak kecil yang di pimpin ibunya.

Gemas sekali.

Ayara menahan diri untuk tidak teriak, benar-benar menahan diri. Ia masih di koridor sekarang, Ayara tau ia dan Arkan sudah jadi bahan sorotan dari tadi.

AYARA Where stories live. Discover now