• 30 •

17.3K 1.4K 51
                                    

Aku publishnya bertahap yaa!! YANG UDAH BACA SEBELUMNYA, JANGAN SPOILER!!!😤

Yang baca cerita ini wajib follow ig:
@wattpadjuuu_
@julia.artka

Happy Reading!!!

Mereka bertiga berjalan beriringan memasuki Rsj itu. Alvin tersenyum melihat istrinya yang sedang bercanda dengan perawat. Ia mengetuk pintu ruangan Nisa pelan.

Nisa menoleh, senyum bahagia terpancar di wajahnya saat melihat suaminya sedang berdiri tegap di pintu. Nisa berlari sekuat tenaga menuju Alvin sambil merentangkan tangannya, Alvin menyambut tangan itu membawa Istrinya ke dalam dekapannya.

"Huaaa, Mas kenapa nggak pernah jengukin akuu!!" pekik Nisa tertahan.

"Maaf ya sayang, aku nggak kuat liat kamu kayak kemarin. Hati aku sakit liat kamu kayak gitu," bisik Alvin dengan tangan yang mengelus rambut Nisa.

Nisa mulai terisak pelan di dalam dekapan Alvin. "Kangen banget!! banget banget."

"Iya sayang, aku juga kangen banget sama kamu."

Ayara dan Arkan tersenyum melihat Alvin dan Nisa. Bahkan Ayara sampai meneteskan air matanya.

"Keluarga kamu udah utuh, jangan sedih-sedih lagi ya," bisik Ayara menatap Arkan teduh.

Arkan membawa Ayara ke pelukannya. "Makasih, makasih banget. Semua ini karena kamu, makasih sayang."

Ayara mengangguk pelan. "Mama sama Papa kamu keliatannya bahagia banget yaa."

"Iyaa dan ini gara-gara kamu."

Aku bisa buat keluarga kamu utuh, tapi kenapa aku nggak bisa buat keluarga aku sendiri utuh kak? batin Ayara bertanya-tanya.

Mereka semua masuk ke dalam ruangan Nisa. Duduk berdampingan di sofa yang berada di Ruangan itu. Nisa masih saja tidak mau melepas pelukannya, Alvin jadi terkekeh geli.

"Udah makan belum?"

"Belum, suapin dong," pinta Nisa manja.

Alvin mengacak rambut Nisa gemas. "Iya sayang, gemesin banget sih."

Nisa terkekeh pelan. Alvin mulai menyuapkan makanan pada Nisa. Ia senang bisa kembali melihat senyum istrinya. Pikirannya melayang ke kejadian beberapa tahun lalu, dimana setelah Farrel dinyatakan meninggal. Nisa yang tidak terima marah-marah dan malah mengira bahwa Arkan adalah Farrel. Ia hanya berharap semoga kejadian itu tidak terulang lagi.

"Pulang yuk."

"Mas mau ninggalin aku?" tanya Nisa dengan nada sedih.

"Nggak kok, kamu ikut pulang ke rumah."

Mata Nisa berbinar saat mendengar kalimat yang di ucapkan suaminya. "Beneran?" tanya-nya semangat.

"Iya sayang."

Mereka berempat berjalan ke luar RSJ saat sudah mengemas barang-barang Nisa. Mereka masuk ke mobil, dengan Arkan dan Ayara di depan. Arkan tidak ingin mengganggu orang tuanya yang sedang berpacaran layaknya anak sekolah.

"Ay, langsung pulang ke rumah apa gimana?" tanya Arkan yang masih fokus ke jalanan.

"Langsung aja deh, udah lumayan malem juga soalnya," jawab Ayara sambil melirik jam di tangannya.

Arkan mengangguk, lalu membawa mobil dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Ayara.

"Yaudah, aku masuk dulu yaa," pamit Ayara. Ia menghadap ke belakang, lalu menyalami kedua orang tua Arkan.

AYARA Where stories live. Discover now