• 24 •

16.6K 1.4K 211
                                    

Aku publishnya bertahap yaa!! YANG UDAH BACA SEBELUMNYA, JANGAN SPOILER!!!😤

Yang baca cerita ini wajib follow ig:
@wattpadjuuu_
@julia.artka

Happy Reading!!!

Ayara dan Arkan masih duduk berdua di taman belakang sekolah, tidak ada yang berusaha untuk memulai kembali percakapan mereka. Bel pulang sudah berbunyi dari tadi, sekolah sudah sangat sepi mungkin tinggal mereka berdua saja.

Rintik hujan menyadarkan mereka dari lamunan mereka masing-masing, mereka berdua sama-sama menengadahkan wajah mereka menghadap langit lalu mengalihkan wajah hingga mata mereka bertemu.

Mereka bahkan tidak berniat mencari tempat untuk berteduh. Hari ini mereka saling menatap ditemani hujan yang membuat suasana terasa semakin romantis.

"Nggak niat neduh nih?," tanya Arkan menatap lembut Ayara.

"Nggak, gue lagi pengen hujan-hujanan," jawab Ayara seraya menengadahkan tangannya agar air hujan jatuh ke tangannya.

Mereka masih duduk di kursi itu, tanpa ada niatan bangkit sedikitpun. Arkan juga ikut menengadahkan tangannya, lalu menyipratkan air yang ada di tangannya ke wajah Ayara.

Ayara menatap tajam Arkan "Apaan sih," ucapnya kesal.

Arkan masih saja menyipratkan air ke wajah Ayara, itu membuat Ayara kesal sekali. Ayara bangkit dari duduknya lalu berjalan menghampiri Arkan, Arkan yang melihat itu langsung lari menjauhi Ayara.

Ayara mengejar Arkan, berusaha menangkap Arkan untuk membalas perbuatan Arkan. Arkan berlari sesekali menoleh ke belakang untuk melihat Ayara. Arkan memeletkan lidahnya menatap Ayara dengan wajah tengil.

Ayara makin kesal melihat wajah tengil Arkan, ia berusaha mengejar Arkan sekuat tenaganya. Mereka bermain kejar-kejaran di bawah guyuran air hujan, senyum bahagia terpancar dari wajah Arkan tapi tidak dengan Ayara.

Ayara tersenyum senang saat mendapatkan ide. Ayara sengaja menjatuhkan dirinya lalu berpura-pura pingsan. Arkan menoleh ke belakang, terkejut melihat Ayara yang sudah tergeletak pingsan di tengah lapangan.

Arkan berlari menghampiri Ayara dengan wajah panik. Ia berjongkok lalu meletakkan kepala Ayara di pangkuannya. Ia menepuk-nepuk pelan pipi Ayara, Lelaki itu benar-benar panik.

"Ay, ayaa, bangun. Aduh kok pingsan sih, ish aya bangun yaa." Arkan panik, ia tidak dapat berpikir jernih sekarang.

Ayara menahan tawanya saat mendengar suara Arkan yang menyiratkan kekhawatiran.
Dengan gerakan cepat Ayara menyipratkan air hujan ke wajah Arkan, lalu mendudukkan dirinya. Ayara tertawa terbahak-bahak lalu memeletkan lidahnya mengejek Arkan.

Arkan kesal saat tau Ayara membohongi dirinya, ia menatap Ayara tajam.

"Hahhaahahaah," tawa Ayara saat Arkan menggelitik perutnya.

"Hahahah u-udahh capek."

Arkan tersenyum puas melihat Ayara menderita karena tertawa. "Udahh woi," ucap Ayara dengan napas tersengal-sengal.

Arkan menghentikan aksinya menggelitik
Ayara, ia menatap Ayara yang masih berusaha meredakan tawanya. Cantik sekali, pikirnya.

Ayara yang sudah bisa mengontrol suara tawanya di kagetkan dengan pelukan yang ia dapat secara tiba-tiba. Arkan memeluknya, Iya Arkan memeluknya.

Ayara dengan perlahan membalas pelukan itu, mereka berpelukan dibawah rintik hujan yang belum juga mereda.

"Yaa," bisik Arkan tanpa melepaskan pelukannya.

"Hmm," Ayara memejamkan matanya menikmati elusan Arkan di rambutnya. Ia akan menyimpan memori ini di ingatannya.

"Izinin gue merjuangin lo ya," Arkan mengecup rambut Ayara dengan lembut.

"Lo serius?" tanya Ayara pelan. Untung saja mereka sedang berpelukan jadi Arkan tidak dapat melihat mukanya yang memerah.

Arkan melepaskan pelukannya lalu memegang kedua bahu Ayara, hal itu membuat Ayara merasa sedikit kehilangan. Arkan menatap Ayara lekat "Iya beneran, izinin gue yaa buat dapetin hati lo," Arkan kembali menarik Ayara kedalam dekapannya.

Ayara mengangguk "Kalo lo udah berhasil dapetin hati gue, jangan buat gue kecewa yaa kak," pinta Ayara lirih.

"Percaya sama gue, gue sayang banget sama lo Ya."

Ayara mengangguk "Iya gue percaya."

"I love you."

"Maaf gue belum bisa bales sekarang."

"Gue ngerti."

*****

Sejak kejadian hari itu, Arkan benar-benar memperjuangkan Ayara terang-terangan. Seperti saat ini, Arkan sendiri yang turun tangan memesankan Ayara bakso dan tidak lupa susu kotak vanilla kesukaan gadis itu.

Tidak ada raut wajah terpaksa, yang ada hanyalah sebuah senyuman manis yang selalu bertengger di bibirnya saat berdekatan dengan Ayara. Mungkin kalau di kategorikan siapa orang yang paling bahagia, sepertinya Arkan yang mendapat peringkat pertama.

Arkan mendudukkan dirinya di samping Ayara dengan pesanan Ayara yang berada di genggamannya.

"Nih, udah nyampe baksonya," ujar Arkan tersenyum manis.

Ayara membalas senyuman itu, kemudian menatap bakso. Mulai memakan bakso itu.

"Mau?" tawar Ayara ke Arkan.

Arkan mengangguk "Suapin," pintanya sedikit manja.

"Nihhh aaaaa," ujar Ayara seraya menyuapkan bakso ke mulut Arkan.

"Duniaa seakan milik berduaa," sahut Revan di meja yang tak jauh dari Ayara dan Arkan. Ya mereka berdua memisahkan diri dari sahabat mereka, tentu saja atas permintaan Arkan.

Arkan tidak menghiraukan mereka semua, ia masih ingin bersikap seperti ini kepada Ayara. Seisi kantin yang melihat Arkan sangat terkejut, bagaimana bisa Arkan yang terkenal suka bully siswa lainnya jadi manja seperti itu.

Separah itukah efek dari cinta? Mereka sedikit takjub dengan Ayara yang berhasil mengubah sikap Arkan jadi seperti itu. Yah setidaknya sedikit keberuntungan bagi siswi yang lain bisa melihat sikap Arkan yang manja walaupun bukan kepada mereka sifat manja itu di tunjukkan.

••Ayara••

Yuhuu.

Author up loh, maaf banget nggak teratur jadwal up-nya, nanti deh author buat jadwalnya.

Gimana nih chapter ini?

Jangan lupa vote & comment yaa🥺.

Kayanya ini terakhir author up deh, nggak tau besok up apa nggak, tapi nggak papa.

See you bulan depan🤓👋🏻.
Paling cepet author up tanggal 16 mei deh.

Bubayyy.

Minggu, 11 April 2021.

AYARA Where stories live. Discover now