• 42 •

19.1K 1.4K 102
                                    

Aku publishnya bertahap yaa!! YANG UDAH BACA SEBELUMNYA, JANGAN SPOILER!!!😤

Yang baca cerita ini wajib follow ig:
@wattpadjuuu_
@julia.artka

Happy Reading!!!

Istirahat pertama ini Ayara ingin menghabiskan waktunya di taman belakang sekolah, ia ingin menyendiri di sana. Sepuluh menit sebelum istirahat terasa lama baginya, cewek itu mendengus kesal saat melihat rentetan rumus yang membuat otaknya terasa mendidih. Belum lagi sang guru yang masih saja menjelaskan, padahal waktu istirahat hampir tiba.

Suara bel berbunyi membuat Ayara senang bukan main. Ia segera keluar dari kelas, berjalan dengan cepat. Mungkin para siswa lain menatapnya aneh, tapi ia tidak memperdulikan itu.

"Shh," desis Ayara tiba-tiba langsung terduduk di tanah dekat pohon, ia bersandar di sana, memegang dada kirinya.

Jantungnya kambuh lagi, entah sudah di stadium berapa sekarang. Ia hanya menantikan sebuah keajaiban walaupun terasa sangat mustahil. Keluarganya bahkan belum tahu tentang penyakit yang berada di dalam tubuhnya ini.

Ia memukul dada kirinya, agar rasa sakit itu berkurang. Air matanya mengalir begitu saja, pertanda bahwa rasa sakit itu benar-benar nyata. Dengan pelan ia merogoh saku seragamnya, mengambil obat yang memang sudah ia siapkan jika rasa sakit itu kambuh.

Ia memasukkan obat itu ke dalam mulutnya, lalu meneguk air yang ia bawa dari kelas. Berusaha untuk menormalkan napasnya yang masih memburu.

"Ck, sakit banget asli," lirihnya sambil menyeka keringatnya pelan.

Ia terdiam di sana, menikmati sisa-sisa rasa sakit itu. Sedikit nyeri tapi tidak separah tadi. Angin yang berhembus membuat ia memejamkan matanya.

Sapuan lembut di rambutnya membuat gadis itu membuka matanya, menoleh ke atas untuk melihat siapa yang mengusap rambutnya. Ia sedikit terkejut, namun ia membiarkan usapan lembut itu, ia ingin menikmatinya sebentar saja.

"Ngapain di sini sendirian?" tanya orang itu saat sudah mendudukkan dirinya tepat di samping Ayara.

Ayara menggeleng pelan, "Nggak ada, lagi pengen sendiri aja."

"Hati-hati loh, entar ada cicak di kepala lo."

Ayara menolehkan wajahnya, ia menatap wajah di hadapannya ini kesal. "Setan!"

"Gue bukan setan, gue pangeran yang terlahir untuk putri Ayara."

Ayara memalingkan wajahnya, berusaha menyembunyikan rona merah di pipinya. Arkan benar-benar mengujinya.

"Pipi kamu merah?"

"Nggak usah panggil pake kamu-kamuan, lo bukan siapa-siapa gue."

"Nggak apa-apa dong, nanti juga lo jadi istri gue." Arkan menaik turunkan alisnya, menatap Ayara dengan tatapan menggoda.

Ayara hanya mendengus kesal, tidak membalas perkataan pria di sampingnya ini.

"Ay."

"Hm."

"Kamu masih marah?"

AYARA Where stories live. Discover now