• 68 • END •

33.9K 1.8K 233
                                    

Hai.

Happy Reading!!!

Arkan mengerutkan keningnya saat sahabatnya membawanya kepemakan, mengapa kesini? Bukannya mereka mau menemui Ayara.

"Kok kesini, sih? Kan kita mau ketemu Aya, jangan ngadi-ngadi lo pada," sungutnya menatap kesamping, menatap wajah Adrian.

Mereka tak menjawab, hanya berjalan dalam keheningan.

"Kok kesini anjir! Apaan sih! Gue mau ketemu Aya, bukan mau jengukin kuburan orang!" seru Arkan sedikit panik.

"Diem Arkan," titah Altezza dengan suara pelan.

"Kenapa?! Gue mau ketemu Aya, Al!"

Mereka berhenti, diam tidak ada yang berbicara. Mata Arkan beralih melihat kebawah. Matanya membulat, matanya memanas, hatinya perih. Air mata menetes begitu saja dari pelupuk matanya.


Ayara Nevalda Reskandra
Lahir : Selasa, 21 Desember 2004
Wafat : Jum'at, 25 Juni 2021

Cowok itu menggelengkan kepalanya cepat, tidak, mereka pasti membuat kejutan untuknya. Ayaranya tidak pergi!

"Ini? Kalian bohongkan?! Kalian kasih surprise buat gue, 'kan?" tanyanya dengan suara bergetar.

"Ini Aya, Kan," ucap Adrian kembali menangis.

Mata cowok itu memerah, rahangnya mengeras. "LO BOHONG ANJING!! ITU BUKAN AYAA!!"

"KALIAN BOHONG! GUE TAU!! AYA NGGAK MUNGKIN NINGGALIN GUE," teriak Arkan tak terima.

"Itu Aya, hiks," isak Zoya.

"Dia meninggal sebelum donorin matanya buat lo, Arkan!"

Arkan mematung, tubuhnya terasa kaku. Jantungnya seakan melompat keluar dari tubuhnya, sekali lagi air matanya menetes.

"NGGAK!! KALIAN ... kaliaan," teriaknya melemah.

"AYA NGGAK PERGI NINGGALIN GUE!!" Arkan seperti orang kesetanan, ia masih tidak percaya ini.

Matanya kembali melihat gundukan tanah yang masih cantik itu. "Ini beneran?" tanyanya lirih.

"Iya, Arkan."

Arkan turun dari kursi rodanya, terduduk di tanah begitu saja. "Nggak!!! Ayaa!!! AYA NGGAK PERGI!!! AYA!!"

"AKU NGGAK BUTUH MATA KAMU, AY!! KELUAR AYAA!!! NGGAK!!"

Arkan histeris, berusaha menggali kuburan itu. "BANGUN AYAAA!! BANGUN!!!"

"Arkan, udah!"

"NGGAK!! AYAA, keluar Ayaaa. Bangun, jangan tinggalin aku...."

Arkan menangis hebat, dadanya terasa sesak. Dunianya pergi, cintanya pergi. Ayara pergi membawa cintanya.

"Ayaaa!!!"

"Bangun, Ay!! aku mau kamu peluk Aku!!! Aku mau liat senyum kamu lagi, Ayaa!!!"

"AKU NGGAK IZININ KAMU PERGI AYAAA!! BANGUN AYAA!! BANGUN!!"

Arkan memeluk batu nisan itu, mengusapnya lembut. "Ayaa bangun sayang, bangun!!"

"Aku ... aku nggak butuh mata kamu Ay, aku cuma butuh kamu!!"

"AYAA!!"

"Kamu ... kamu." Arkan menangis tersedu-sedu, bibirnya bergetar hebat. Hatinya sakit.

"Kamu yang minta saling janji, KENAPA KAMU YANG NINGGALIN AKU AYAA!!" teriaknya lagi, memukul pelan gundukan tanah itu.

AYARA Where stories live. Discover now