• 58 •

13.1K 1K 83
                                    

Malas basa-basi.

Happy Reading!!!

"Yey sampai."

Ayara turun dari motor Arkan dengan sedikit meloncat, senyum manis tak pernah pudar dari wajahnya.

"Lepas dulu helm-nya," ujar Arkan seraya melepaskan helm yang dikenakan Ayara.

"Selesai," gumam Arkan lalu menggenggam tangan Ayara.

Mereka berdua berjalan sedikit cepat, sekolah sudah ramai sekarang.

"Yaudah, masuk gih," suruh Arkan saat sudah mengantarkan Ayara ke kelas cewek itu.

Ayara mengangguk. "Bye, hati-hati."

"Kayak jauh, aja." Arkan terkekeh pelan, mengusap rambut Ayara lembut.

"Ya, mana tau ada buaya betina di jalan. Kan nggak lucu, kalo kamu dimakan sama dia."

Arkan mencubit hidung Ayara pelan. "Ngaco banget, ih."

"Nggak papa, demi keselamatan kamu," ucap Ayara dengan kekehan kecil.

"Hust, udah. Masuk sana, bentar lagi bel."

Ayara mengangguk, lalu mengecup singkat pipi Arkan sebelum berlari cepat memasuki kelas.

Arkan sendiri sudah senyum-senyum tak jelas di tempat. Ia menggelengkan kepala pelan, lalu berlalu dari sana.

"Panas," gumamnya tersenyum, menahan rasa panas yang menjalar di pipinya.

Ayara mendudukkan dirinya di bangku, meletakkan tasnya di meja. Matanya mengedar mencari seseorang, dapat. Ia berjalan pelan ke meja Zidan.

"Iyon."

Zidan menolehkan kepalanya ke Ayara. "Iya, kenapa, Ya?"

"Nggak di suruh duduk dulu, nih?"

"Duduk tinggal duduk, Ya," tutur Zidan terkekeh kecil.

"Makasih, ya. Lo mau bantuin gue."

Zidan mengangguk, merangkul bahu cewek yang sudah duduk di sampingnya itu. "Apa sih yang nggak buat lo," ujarnya pelan, tersirat makna di dalam kalimatnya.

"Yaudah, gue ke meja gue dulu, ya? Tuh bocah udah nunggu," izin Ayara seraya menunjuk Deeva dengan dagunya.

Zidan mengangguk. Ia tersenyum tipis saat melihat cewek yang ia tunggu sudah tiba. "Pagi."

Zoya tersenyum manis, mendudukkan dirinya di bangku tempat Ayara duduk tadi. "Pagi."

"Ada cerita apa, nih. Kok bahagia gitu mukanya?" tanya Zidan penasaran.

Zoya terkekeh kecil. "Nggak ada yang istimewa, tapi cukup berkesan."

"Apa, tuh?"

"Sapaan lo."

Zidan mengacak rambut cewek itu. "Dih, ngadi-ngadi."

Zoya terdiam sejenak, sebelum akhirnya tersenyum tipis. "Nama lo 'kan Alzaidan? Gue panggil Idan aja kali, ya?"

"Ada-ada aja. Nama lo, Zoya? Oya?"

Mereka tertawa bersama.

"Kok jadi cute, sih."

Zidan mengendikkan bahunya. "Mana gue tau."

Zoya berdeham pelan. "Hati lo udah mendingan?"

Zidan tersenyum tipis lalu mengangguk. "Udah, dan itu karena lo."

Bel masuk membuat seluruh siswa menghela napas panjang, hari ini hari senin. Seperti jadwal setiap hari senin, upacara.

••Ayara••

AYARA Where stories live. Discover now