• 47 •

16.3K 1.3K 108
                                    

Aku publishnya bertahap yaa!! YANG UDAH BACA SEBELUMNYA, JANGAN SPOILER!!!😤

Yang baca cerita ini wajib follow ig:
@wattpadjuuu_
@julia.artka

Happy Reading!!!

"Iyon?!!"

Zidan mengangguk dengan senyum manis. "Iyaa," jawab Zidan sambil merentangkan kedua tangannya.

Ayara menerima rentangan tangan itu, ia memeluk cowok itu. Pelukan hangat dan penuh kerinduan. Air matanya mengalir begitu saja.

"Iyon!!!! Lo dari mana ajaa!!"

"Maaf, kemarin gue pindahnya mendadak." Zidan mengelus rambut cewek itu pelan. Ia merindukan gadis ini, gadis cerewet dan selalu manja kepadanya.

"Ngeselin banget ... gue kesepian tau," Isak gadis itu semakin mengeratkan pelukannya.

Zidan melepaskan pelukan itu, kedua tangannya menangkup wajah yang kini berlinangan air mata itu. "Udah udah, kan gue udah di sini," tuturnya mengusap air mata gadis itu.

Ayara mengerjabkan matanya. "Tetep ajaa, gue kesel."

"Kok makin nangis sih, princess nggak boleh nangis."

"Makin pengen nangis, kangen," lirihnya kembali memeluk cowok itu.

Zidan terkekeh pelan, manja sekali cewek ini. Ini yang ia tunggu-tunggu, sifat manja Ayara. "Udah, nggak malu diliatin?"

Ayara menggeleng cepat. "Nggak, biarin aja."

Ayara terus saja menangis di pelukan Zidan, sedangkan Deeva dan Zoya memandang Ayara jengah. Waktu istirahat mereka tersita karena adegan menangis yang di lakukan cewek itu.

"Woy, Ayaa. Ke kantin anjir, bentar lagi bel."

Ayara mengelap ingusnya di seragam cowok itu. Zidan menghela napas pasrah, cewek ini selalu asal mengelap ingusnya. Mungkin mengelap ingusnya di pintu juga bisa.

"Ayo."

Ayara menjulurkan tangannya kehadapan Zidan, cowok itu menatap Ayara dengan raut wajah bingung. "Kenapa?"

"Ayo kantin! Gandeng ... nggak peka banget sih!!"

Zidan lagi-lagi terkekeh pelan melihat kekesalan Ayara, ia terlalu bodoh untuk mengerti kode kecil yang cewek itu berikan.

"Yaudah, ayo."

Mereka berjalan bersama, lebih tepatnya Deeva dan Zoya di depan sedangkan kedua remaja yang baru saja melepas rindu itu berjalan di belakang.

Ayara terus saja berceloteh tentang banyak hal dengan tangan yang menggenggam erat tangan Zidan. "Ya, gimana yaa, gue juga rindu banget sama bunda. Mau ke sana, takut bunda nggak nerima gue," ucapnya mengakhiri semua cerita-ceritanya saat mereka sudah sampai di kantin.

Zidan mengangguk saja. "Mau pesen apa?"

"Bakso aja deh, tapi jangan lo yang mesen."

Kening cowok itu berkerut. "Kalo bukan gue siapa lagi?"

Ayara menunjuk Deeva dengan senyuman manisnya, seolah-olah mengode Deeva untuk memesan makanan itu.

Deeva menghembuskan napas pasrah, lalu kembali mengambil napas panjang. "IBU, BAKSONYA EMPAT YAA!!! ES TEH NYA JUGAAA!!!"

"SIAP NENG!"

Zidan tak segan-segan menutup telinganya yang sedikit berdenging akibat teriakan Deeva.

AYARA Where stories live. Discover now