• 61 •

12.1K 1K 69
                                    

Up lagii!!!

Happy Reading!!!

Acara malam ini sudah memasuki kegiatan inti, Viona dan Pasangannya sudah saling bertukar cincin.

Kini Mereka sedang berkumpul bersama, hanya keluarga besar saja. Para tamu undangan, termasuk teman Viona sudah pulang sedari tadi.

"Ini siapa Chris?" tanya Ayah Christy, memandang Ayara lekat.

Ayara berusaha untuk tersenyum manis, jantungnya sudah berdebar hebat. Tatapan Opa membuatnya terdiam takut.

"Dia Ayara, Pi. Anak aku yang hilang," jawab Christy dengan senyum merekah.

Opa tetap diam, menatap Ayara. "Coba kamu mendekat ke saya," suruh Opa dingin.

Ayara berjalan perlahan mendekati Opa yang sudah berdiri, ia menahan napas saat tatapan itu semakin terasa tajam. Ia menunduk tak berani menatap mata Opa.

"Siapa yang suruh kamu nunduk?"

Suasana terasa mencekam sekarang, Ayara takut, ia ingin pulang saja. Perlahan gadis itu mengangkat kepalanya, menatap mata yang terlihat tajam itu ragu-ragu.

Ayara menggeleng pelan. "Nggak ada yang nyuruh," jawabnya polos, mengedipkan matanya beberapa kali.

Opa merentangkan kedua tangannya. "Nggak mau peluk, Opa?"

"Ha?" Bisa-bisanya ia menjadi bodoh di saat seperti ini.

"Nggak mau peluk?"

Ayara mengeluarkan senyum lebarnya, matanya menyipit. Ia memeluk pria yang umurnya hampir menyentuh satu abad itu.

"Cucu Opa udah besar." Opa mengecup kening Ayara beberapa kali.

Ayara tersenyum senang, ia bahagia. Ia di terima di sini.

"Kangen...." Ayara terisak pelan. Dari kecil ia tak pernah tau bagaimana rupa kakeknya. Orang tua Resty dan Ayahnya sudah meninggal sebelum Resty menemukan Ayara.

"Opa juga kangen sama princessnya, Opa."

Opa mengusap punggung Ayara, bermaksud untuk menenangkan gadis itu. Bukannya tenang, isakan gadis itu malah makin terdengar nyaring.

"Aya dari kecil nggak pernah ketemu kakek hiks."

Opa terkekeh pelan. "Udah, ih. Kok makin kenceng sih."

Ayara mencebikkan bibirnya. "Aya tuh kangen tauu...."

Arkan tersenyum tipis. Ayara-nya manja sekali.

"Yaudah, duduk di sini."

Opa duduk, meminta Ayara untuk duduk di pangkuannya. Ayara menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Opa, masih terisak kecil di sana.

"Yaahh, berarti Ayara sepupu aku? Nggak bisa deketin dong," ucap Arga cemberut.

"Mana beda agama lagi," lanjutnya lagi seraya menggelengkan kepala.

Christy tertawa pelan. "Kamu nggak bisa jadi suami-nya Aya, udah ada pawangnya tuh," tuturnya menunjuk Arkan.

Arkan hanya tersenyum kecil, menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Mereka berbicara mengenai banyak hal, harmonis. Sedangkan Ayara dan Opa sibuk sendiri. Ayara cucu terakhir, jadi wajar saja jika ia lebih terlihat kekanak-kanakan saat berkumpul dengan keluarga.

"Ayara berat nggak? Kalo berat Aya turun aja deh," tanya Ayara yang masih memeluk erat Opa.

Opa menggeleng, mengusap rambut gadis itu. "Nggak, ringan ini. Lagian Opa masih kuat, kok. Opa tua bukan berarti Opa nggak bisa ngangkat kamu, yaa."

AYARA Where stories live. Discover now