• 40 •

21K 1.5K 150
                                    

Hai siapa yang nunggu AYARA up?
ngga ada ya? yaudah deh😭.

Aku publishnya bertahap yaa!! YANG UDAH BACA SEBELUMNYA, JANGAN SPOILER!!!😤

Yang baca cerita ini wajib follow ig:
@wattpadjuuu_
@julia.artka

Happy Reading!!!


Sejak kejadian hari itu Ayara menjadi sedikit trauma, bahkan dengan kedua kakaknya sendiri. Tapi sedikit demi sedikit ia sudah bisa mengontrol traumanya dan ia bersyukur akan hal itu. Kedua sahabatnya juga sudah tahu, termasuk tentang keluarga kandungnya.

Ayara sedang termenung di kamarnya sekarang, entah kenapa Arkan masih saja bermunculan di pikirannya. Ayara terkekeh pelan, bahkan ia masih menyayangi lelaki itu padahal lelaki itu sudah memberikannya luka yang cukup dalam. Ia ingin berterima kasih atas pertolongan waktu itu, tapi semuanya terasa berat. Ego mengalahkan dirinya.

Ayara ingin sekali mengulang kebersamaannya, tapi ia takut terjebak lagi. Ia hanya ingin bahagia, bisa dimengerti?

Ayara mengulang semua rentetan masalah di hidupnya. Dimulai dari Lingga kecelakaan, lalu bundanya membencinya, ayah yang selalu membelanya pergi meninggalkan dirinya hanya Lingga yang selalu ingin membelanya, itupun ia larang karena tidak ingin menyakiti bundanya.

Ayara tersenyum kecil saat mengingat saat pertama ia bertemu dengan Arkan. Lelaki itu membully-nya, dan tiba-tiba saja lelaki itu mendekatinya, ingin berjuang untuk mendapatkan hatinya. Bodohnya ia tidak sadar ada yang janggal di sini. Ayara sangat menyesali kebodohannya sendiri, air matanya lagi-lagi menetes saat telinganya kembali mendengar apa yang selalu ingin ia buang dari pikirannya.

Niatnya gue cuma mau mainin dia aja

Kata-kata itu kembali terngiang di telinganya, ia berusaha menghilangkan suara itu tapi kenapa tidak bisa? Dadanya kembali terasa sesak saat mengingat hari itu, hatinya seperti tertusuk ribuan paku dan di potong dengan pisau yang sudah di asah khusus untuk menghancurkan hatinya.

"Sakit Kan," gumamnya pelan.

"Kenapa sih kamu jadiin aku taruhan?"

"Aku tau kamu udah sayang sama aku, tapi tetep aja Kan. Hati aku sakit, untuk maafin kamu aja rasanya nggak bisa, Kan."

Ayara terkekeh pelan, menghapus air matanya dengan punggung tangannya. "Aku keliatan lebay banget yaa? tapi aku nggak bohong kok rasanya bener-bener sakit."

"Shh." Ayara mendesis pelan saat kepalanya kembali terasa pusing.

Ayara lupa meminum obat itu. Ia berjalan cepat, rasa sakit itu mulai menjalar ke jantungnya. "K-kenapa sakit banget sih?"

Bruk

Tubuh Ayara terjatuh menabrak pinggiran meja belajar, tangannya berusaha membuka laci itu. "Dimana sih!"

Ayara sedikit memukul bagian dadanya saat rasa sakit itu semakin menjadi, ia berusaha menormalkan pernapasannya. Ia kesulitan untuk bernapas. Ayara akhirnya mendapatkan obat itu, ia meminum obat itu dengan cepat beruntung ada segelas air di meja.

Ia kembali berusaha keras untuk menormalkan pernapasannya setelah meminum obat itu. Setelah beberapa kali mencoba akhirnya ia bisa kembali bernapas dengan teratur.

"Laper," gumamnya lalu keluar dari kamar.

Sebelum keluar Ayara menyempatkan untuk melihat jam di tangannya. Sekarang sudah menunjukkan jam 22.30, Ayara berjalan sedikit cepat ke dapur. Rumah ini yang tergolong besar membuatnya sedikit takut untuk ke dapur malam-malam begini.

AYARA Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ