• 26 •

16.7K 1.4K 74
                                    

Aku publishnya bertahap yaa!! YANG UDAH BACA SEBELUMNYA, JANGAN SPOILER!!!😤

Yang baca cerita ini wajib follow ig:
@wattpadjuuu_
@julia.artka

H

appy Reading!!!

Gadis itu menghembuskan napasnya lelah, ia bosan entah kapan selang infus yang menancap ditangannya di lepas, tangannya terasa kebas. Ia bosan hanya duduk di brankar tanpa melakukan kegiatan apa pun.

"Ck, lama banget sih," gerutunya sambil menatap tangannya yang dipasangkan infus dengan sinis.

"Gue mau pulang, cepetan ngapa."

"Aya, kamu kenapa?," tanya Lingga yang berada di ambang pintu bingung.

"Inii, infusnya lama banget! aku mau pulang," jawab Ayara menunjuk infus dengan pandangan kesal.

Lingga terkekeh, berjalan mendekati brankar Ayara, lalu berdiri tepat di samping brankar. "Sabar ya sayang, dikit lagi kok," tutur Lingga mengusap kepala Ayara.

Ayara mengangguk lesu.

"Kepala kamu masih sakit nggak?," tanya Lingga melihat luka di dahi Ayara yang sudah tertutup perban.

"Aman, udah nggak sakit kok," Ayara mengangkat kedua jempol tangannya dan tersenyum manis.

"Kenapa bisa luka gitu?"

"Kayaknya waktu aku pingsan kepala aku kebentur meja deh, padahal sebelumnya nggak ada luka sama sekali," Ayara terpaksa berbohong, ia tidak mau Lingga membela dirinya di hadapan Bundanya. Itu bisa membuat Resty semakin membenci dirinya.

"Ya ampun, kamu sih udah tau kecapekan masih aja ngerjain kerjaan rumah. Aturannya kalo capek itu istirahat bukan beresin rumah," Lingga menggelengkan kepala pelan.

"Ya daripada nggak ada kegiatankan??"

"Keras kepala kamu."

"Kan kepala aku memang keras," ucap Ayara sambil mengetuk kepalanya pelan.

Lingga berusaha tersenyum manis "Iya kepalanya memang keras sayang, tapi ah sudahlah di jelasin juga kamu nggak bakalan ngerti," ujarnya dengan nada kesal.

Ayara menyengir, mereka kembali hening. Resty sudah pulang beberapa saat lalu sebelum Lingga datang ke ruangan yang di tempati Ayara.

"Aku mau makan,"pinta Ayara tiba-tiba.

Lingga yang sedang bermain hp mendongakkan kepalanya "Mau makan apa?."

"Nggak tau, intinya jangan bubur aku nggak suka."

"Yaudah kakak beli nasi goreng dulu ya."

"Iyaa," Ayara menjawab dengan matanya yang memandang punggung Lingga yang menjauh keluar ruangan.

Ia kembali termenung, menutup matanya. Ia teringat tentang penyakit itu lagi, air mata merembes begitu saja mengalir di pipi chubbynya.

AYARA Where stories live. Discover now