P A R T 0 2 - Pertemuan Keluarga

3.4K 265 28
                                    

H A P P Y R E A D I N G ❤

Malam ini Zee dan keluarganya diundang untuk makan malam di rumah sahabat orang tuanya, atau sebut saja calon mertuanya.

"Zee cepetan! Kok lama banget sih," teriak mamanya dari bawah.

"Iya ma, sebentar!" Zee juga berteriak, tentu saja tak kalah nyaring dari mamanya.

"Ma, apaansih teriak-teriak! Jangan ngajarin Zee yang nggak nggak dong, nanti dia bakal terbiasa kaya gitu. Ingat ma, anak kita udah mau nikah! Mama mau kelakuan mama yang nggak baik itu nurun sama Zee?" Tegur Biru, suaminya.

Lyla nyengir, "hehe... Maafin mama pa, abis Zee nya lama banget, mama jadi bosan nunggunya."

"Ya wajar dong ma, namanya juga mau berkunjung kerumah calon mertua, harus perfect penampilannya! Kan mama sendiri yang nyuruh Zee buat dandan cantik, udah mending kita nunggu dimobil aja biar mama nggak bosen bosen banget," ucap Biru, dan hanya di jawab anggukan oleh Lyla.

Zee sudah siap dengan drees hitam selututnya, rambut sebahu bergelombangnya ia biarkan tergerai, lengkap dengan slanbag berwarna abu-abu yang sudah pasti memiliki harga yang wah.

Zee menuruni anak tangga, ia langsung melangkah menuju pekarangan rumah, ia yakin kedua orang tuanya pasti sudah menunggu dimobil. Sean? Dia sedang ada urusan di luar, katanya ia akan menyusul setelah urusan tersebut selesai.

Lyla menatap lekat ke arah Zee, entah mengapa perasaan sedih kembali menghinggapinya. Jujur, ia sangat terpaksa untuk menjodohkan Lyla dengan anak sahabatnya. Tapi? Apa boleh buat, baginya ini adalah keputusan terbaik yang dirinya dan suaminya ambil.

Butuh waktu sekitar 45 menit untuk sampai ke kediaman Putra dan Nadine. Ya, Putra dan Nadine merupakan sahabat karib dari orang tuanya Bazigha, jika kalian membaca cerita Memeluk Senja, maka kalian pasti tau mengapa kedua keluarga ini bisa menjadi sahabat dekat.

Ting... Tong ...

"Nah itu kayanya mereka deh mas. Mas, panggil Alka suruh ke sini, cepetan."

"Iya. Sebentar!" Sahut Nadine dari dalam, ia melangkah menuju pintu utama dan membukanya, kemudian mempersilahkan mereka untuk masuk.

Senyum merekah terlihat dari raut wajah Lyla, sedangkan Biru? Sikapnya masih sama seperti dulu, selalu menampilakn wajah datarnya, hal itu membuat Lyla menyikut lengan suaminya tersebut.

"Silahkan masuk, Alka dan mas Putra sudah menunggu kalian di ruang makan," Nadine mempersilahkan semuanya untuk masuk.

Sengaja ia yang membuka pintu dikarenakan keluarga Biru adalah tamu spesial mereka malam ini.

Biru dan Lyla pun mengangguk, sedari tadi Lyla terus menampakkan senyum manisnya, "ayo sayang!" Lyla mengajak putri bungsunya masuk.

"Eh, Sean mana, nggak ikut?"

"Sean ada urusan katanya, nanti kalau urusannya sudah selesai, mungkin dia akan segera menyusul," jawab Lyla.

Zee menatap takjub rumah calon mertuanya, bagaimana tidak? Rumah dengan desain klasik nan megah ini sangat memanjakan matanya, mungkin jika rumah keluarganya seperti ini, ia akan sangat betah di rumah.

Bukan, bukan karena rumah Zee yang kalah mewah, namun selera Nadine hampir mirip dengan seleranya, interior rumah bergaya khas kerajaan, lukisan dan ornamen-ornamen yang mengandung filosofi, di tambah benda benda kuno nan estetik semakin menambah kesan megah di dalamnya. Berbeda dengan rumah Zee yang bertema modern, rumah Nadine lebih kearah nuansa bahari, dan Zee sangat menyukai hal tersebut.

"Oh gitu, yaudah. Mending kita langsung ke ruang makan aja."

Lyla dan Nadine berbincang-bincang ringan sembari berjalan menuju ruang makan, bisa dikatakan ruang makan ini hanya bisa ditempati oleh private person, berbeda dengan ruang makan biasa yang dipakai untuk sekedar bersantai-santai, ruang makan ini disiapkan khusus untuk tamu penting yang berkunjung ke rumahnya.

Asteria Oberon [ E N D ]Where stories live. Discover now