P A R T 60 - Penyesalan

2.6K 195 45
                                    

Hallo all maaf baru bisa update, karena mood aku bener-bener lagi naik turun banget, sempet mikir buat gak up dulu tapi aku udah janji sama kalian buat update setiap hari.

Oh ya, waktunya aku cepetin jadi 3 tahun kemudian...

Awalnya aku mau bikin part Alka dan yang lainnya graduation dulu tapi kaya hambar banget, soon aku up deh kalo gak lupa, ingetin ya hehe...

cerita ini masih panjang banget, masih ada 10 part an lah buat benar-benar ending, gak bosen kan?

oh ya, aku juga mau makasih banget buat kalian yang udah mau baca cerita ini, udah setia nunggu aku up, udah vote and comment dan ngasih aku semangat pokoknya makasih banget, sayang kalian banyak-banyak ❤❤❤

mohon maaf kalau masih banyak typo, mohon koreksinya ya semua

so! happy reading gais🌻

...

-Penyesalan memang selalu datang terlambat-

"Zee andai kamu tau aku sudah berusaha untuk merelakan kepergianmu, tapi entah kenapa? semakin di relakan rasanya semakin berat. Bohong, kalau aku bilang aku tidak merindukanmu. Setelah kepergianmu semuanya terasa rumit, rasanya seperti aku hidup pada dimensi yang berbeda, aku tidak bisa lagi merasakan perhatian-perhatian kecil darimu, atau tawa dan senyummu yang menenangkan, aku merindukanmu Zee, sungguh. Setiap malam aku selalu berharap kalau suatu hari nanti, aku bisa menggenggam dan mengusap lembut rambutmu lagi, bercanda dan menjailimu seperti masa lalu. Tidak kah harapanku berlebihan? hahaha... bahkan aku sama sekali tidak tau diri, kamu pantas mendapat kehidupan yang lebih baik Zee, maaf karena aku masih sering terjebak di masa lalu bersamamu, sampai aku lupa kalau kita udah nggak mungkin sama-sama lagi."

Hampa, rasanya benar-benar hampa.

Alka, menyesal. Sungguh!

Bisakah ia mengulang waktu dan menemukan Zee di setiap hari-harinya lagi?

Alka rindu gadis itu, ia rindu dengan segala tentang Zee.

Kini tidak ada lagi Zee yang manja, Zee yang cerewet, Zee yang bawel.

Zee yang selalu exited ketika mendengar cerita-cerita dari Alka, Zee yang selalu memeluknya erat, kini Zeenya telah pergi.

Semesta benar-benar menghukumnya, bahkan setelah penyesalan-penyesalan yang ia lalui semesta masih belum mengizinkan Zee untuk kembali.

Pantaskah Alka masih berharap bahwa Zee akan kembali untuknya? bahkan setelah banyak sakit dan luka yang cewek itu derita.

Alka egois, iyaa... dia memang selalu egois.

Harusnya ia membiarkan Zee untuk bahagia dengan dunia barunya.

Waktu terus berjalan, bumi terus berputar pada rotasinya.

Namun perasaan laki-laki itu masih tetap sama, dirinya masih saja terjebak pada masa lalu.

Tiga tahun yang berat telah dilaluinya, tidak ada hal selain kata penyesalan yang terus menemani dirinya selama beberapa tahun terakhir.

Kehilangan Zee adalah luka terbesar bagi Alka.

"Al, udah Al. Tenangin diri lo, mau lo nangis darah sekalipun Zee juga nggak akan kembali." Emil menarik paksa cowok itu, Alka akan semakin gila jika tidak di hentikan.

"Hargai keputusan dia, lo nggak boleh egois. Gue nggak mau bela Zee tapi lo emang salah di sini," Fikran duduk di samping cowok itu, ia merangkul Alka sambil mengatakan sesuatu, "nih ya Al, hidup itu memang penuh teka-teki, lo nggak bisa ngambil atau nyimpulin sesuatu hanya dari pemikiran lo aja, ada kalanya kita harus mendengarkan penjelasan dan perspektif dari orang lain walaupun akal dan hati lo menolak, seenggaknya lo memberikan dia kesempatan untuk menjelaskan, jangan sampai hal itu jadi boomerang buat lo nantinya."

Asteria Oberon [ E N D ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora