P A R T 56 - Berantem

1.5K 134 51
                                    

Morning🗽
semangat buat yang lagi daring🤩

oh yaa, aku mau ngucapin terimakasih buat semuanya atas segala dukungan dan komen-komen positif yang kalian berikan, aku happy banget waktu bacain komen dari kalian yang kelihatannya exited banget nungguin cerita ini up, makasih yaa semua sayang kalian banyak-banyak ❤

di manapun kalian berada semoga kalian bahagia dan sehat selalu...

oh ya, buat yang nanyain update aku up setiap hari kok, bisa pagi, siang, sore, malam, kalo lagi mood bisa double up hihuhihu

well, happy reading semua✨
[komen kalo ada typo]

...

"Kantin nggak Ran?"

"Meluncur!"

"Kantin nggak Sean?"

"Gass!"

"Yang lain langsung seret aja, ini anak dua kek nggak ada semangat hidup," ucap Sean.

Emil menyeret Alka dan Fikran menyeret Leon.

"Mil, lo apa-apaan sih?" Alka melepaskan cengkeraman Emil dilengan bajunya.

"Eitss... santai dong bos!" Emil menjauh dan mencari perlindungan di belakang Leon.

Mereka berlima sedang berjalan dikoridor menuju kantin, hari ini jamkos karena guru-guru sedang mengadakan rapat.

"Mba, biasa ya. Mie ayam komplit satu," Emil menyebutkan pesanannya dari meja yang biasa mereka tempati.

Kantin sedang lengang jadi suara Emil masih terdengar walaupun meja itu berada dipojok dan paling belakang kantin.

Sedangkan teman-temannya yang lain lebih memilih untuk memesan langsung ke stan, setelah selesai memesan mereka ikut bergabung dengan Emil di sana.

"Urat malunya putus, bisa disambung. Kelakuannya minus minta disambit uang. Padahal lo bukan pembalap, yang bilang gue pembalap siapa emang? gayanya kece emang jagoan," Emil bernyanyi sambil memukul-mukul meja kantin, membuat beberapa murid yang baru saja datang kini menatap ke arah meja mereka.

"DIEM BEGO! MALU-MALUIN LO AH!" Fikran memasukkan roti ke dalam mulut Emil, agar cowok itu diam.

"Suara lo jelek mending diem," sahut Sean.

"Gue sebenarnya dukung dukung aja sih, tapi liriknya nggak mencerminkan lo banget, udah bener Younglex nyiptain lagu yang relate sama lo, malah lo ubah liriknya, parah sih nggak menghargai karya orang nggak sih namanya?"

"Aku lapar, aku diam," ucap Emil. 

Pesanan datang ditengah perbincangan absurd mereka, Emil dengan semangat menyantap mie ayam komplit buatan Mba Eem.

"Al lo sama Zee ada apa sih, kok gue lihat pada diem-diem bae, ada masalah?" tanya Emil disela makannya.

"Iya nih, udah seminggu gue liat lo berdua kaya sama-sama menjauh," Fikran menatap Alka yang masih diam sambil menyantap nasi goreng pesanannya.

"Sean lo kan abangnya Zee, lo tau nggak mereka berdua kenapa?" tanya Emil.

Sean menggeleng, "nggak tau anaknya bilang kalo dia baik-baik aja."

Emil duduk disebelah Alka kemudian merangkul cowok itu," gini ya Al, saran maneh mah kalo ada masalah itu bicarain baik-baik, ini maneh nggak bermaksud buat ikut campur urusan sia berdua, tapi sebagai sohib yang baik maneh cuman mau ngasih tau gitu wae lah."

Asteria Oberon [ E N D ]Where stories live. Discover now