P A R T 28 - Love Effect

1.4K 121 2
                                    

Happy reading all jangan lupa untuk vote, comment, and share yaa❤




Zee mondar mandir sedari tadi, Alka belum juga pulang padahal jam sudah menunjukkan pukul 22:05.

Sepulang sekolah Zee juga tak melihat keberadaan cowok itu, alhasil Leon yang mengantarkannya pulang, karena Sean dan anak-anak osis yang lain sibuk mempersiapkan keperluan untuk study tour besok.

Zee sudah mencoba menghubungi cowok itu namun tetap saja tidak ada jawaban.

Ia memutuskan untuk berbaring saja, hari ini terasa sangat melelahkan baginya.

Sehabis diantarkan Leon pulang dan memastikan bahwa Alka tidak ada dirumah ia bergegas ke markas untuk membicarakan beberapa hal tentang rencana Crater kedepannya.

Sedangkan ditempat lain Alka dan teman-temannya sedang nongkrong disalah satu caffe yang berada tak jauh dari sekolah mereka.

"Mau sampai kapan lo di sini Al, pulang gih Zee nyariin lo daritadi, jangan buat dia khawatir," ucap Fikran.

"Dia ngehubungin kita semua, nggak tega gue sama dia," sambung Emil.

"Gue serba salah njir! mau jawab tapi nggak tau mau jawab apa bocahnya nyuruh jangan dikasih tau, tapi kalo nggak dijawab kita kek kelihatan banget menghindarnya," Emil menghembuskan asap rokok ke udara menimbulkan kepulan-kepulan asap kecil di sana.

"Males, gue masih kesal sama dia," jawab Alka.

Sean memutar bola matanya malas, "kalo ada masalah itu selesain, ini gimana mau selesai lo nya aja menghindar gini, Zee nelpon nggak diangkat, nggak mau pulang lagi, bocah lo!" Sean melempari Alka dengan kulit kuaci yang berada didepannya.

Alka hanya diam, ia sangat malas menanggapi Sean.

"Gue nggak bisa bayangin deh Mil, Zee sendirian dirumah, nungguin Alka, terus nggak bisa tidur, besoknya sakit terus nggak bisa ikut study tour, habis itu masuk rumah sakit dan dia nggak mau ketemu Alka lagi, kalo gue jadi Zee sih gue nggak mau maafin Alka kalo sampai yang gue sebutin tadi benar kejadian semua," Fikran menakut-nakuti Alka, agar anak itu gentar dan segera pulang.

"Mending kalo masuk rumah sakit gara-gara sakit doang, gimana kalo Zee yang lagi asik-asik tidur terus diculik sama Crater, disekap, dan kita terlambat nyelametin dia," sambung Emil.

"Kalo nyelesain ego nggak akan ada habisnya, lagian inisiatif Zee bagus mau rayain ultah lo, lo nya aja yang bego nggak mau terbuka sama dia, mau sampai berapa puluh tahun pun lo jalin hubungan sama dia, kalo lo nya nggak mau terbuka, ya bakal sia-sia, marah-marah nggak jelas atas ketidaktahuan Zee karena lo yang nggak mau terbuka itu salah satu hal terbodoh yang pernah gue temui didunia," Leon berucap datar.

"Pulang Al, Zee nungguin lo. Jangan sampai lo nyesal lagi karena udah nyakitin dia, adek gue udah banyak berubah selama sama lo, jangan sampai dia jadi kaya orang yang nggak gue kenal karena kesalahan lo doang," Sean menepuk pelan pundak cowok yang sudah lama menjadi sahabatnya itu.

Alka diam, ia masih bingung. Semua perkataan dari teman-temannya sedikit menyadarkannya, namun ego masih menguasai dirinya.

"Nggak usah ngomong macem-macem deh Lo Mil, Ran, jangan buat gue kepikiran. Udahlah, Zee nggak apa-apa dia aman dirumah, dan lo Yon, lo kenapa malah ikut-ikutan nyalahin gue, iya Sean gue tau dia adek lo nggak usah disebut juga udah tau gue," Alka berucap tak santai sambil menatap satu persatu teman-temannya.

"Lah nyolot ni bocah!" ucap Emil.

"Punya otak kok nggak dipake? mubazir dong!" sahut Fikran.

"Gobloknya to the bone anjir," sambung Sean.

Asteria Oberon [ E N D ]Where stories live. Discover now