P A R T 40 - About Yara

1.2K 112 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


H A P P Y R E A D I N G ❤

Terimakasih buat semua pembaca yang sudah mau memberikan vote dan comment dicerita ini, aku harap kalian bisa aktif lagi dalam memberikan comment-comment disetiap paragrafnya. Karena jujur, aku suka banget bacain komen dari kalian walau hanya sekedar kata 'next' atau 'lanjut'.



"Kak Yara makan ya? biar kakak cepat sembuh, nanti kita bisa main lagi sama kaya dulu, Zee janji deh kalo kakak udah sembuh Zee akan bawa kakak jalan-jalan kemanapun kak Yara mau," Zee menyodorkan satu sendok bubur yang masih tak tersentuh.

"Ayoo... Aaaa!" Yara membuka mulutnya, namun tatapannya menyiratkan kekosongan.

Sedari tadi Yara hanya memandang lurus ke depan, ia tidak banyak bicara, bahkan tidak pernah. Pernah sekali Yara membuka suara dan itu hanya karena efek ketakutan berlebihan yang dideritanya.

Setelah Alka mendapatkan panggilan dari teman-temannya yang Zee juga tidak tahu untuk apa, Zee memutuskan untuk pergi dan mengunjungi Yara.

Ia mengelus lembut tangan sebelah kiri kakaknya yang nampak mengurus, "aku nggak tau kak, perasaan apa yang aku miliki sama Alka, tapi rasanya aku nggak rela kalo dia tau kak Yara masih hidup, aku takut dia berpaling dan lebih milih kakak. Aku egois ya kak? maafin aku, tapi aku sangat berharap kakak sembuh dan bisa memulai kehidupan baru lagi," Zee menatap kakaknya yang hanya diam dan menatap ke depan.

"Aku nggak tau siapa yang udah bikin kakak kaya gini, tapi yang aku tau hal ini ada sangkut pautnya sama Alka. Niat awal aku buat nyelidikin siapa pelaku penembakan kakak sudah berhasil dijalankan, tapi aku terjebak di dalamnya kak. Aku nggak bisa keluar? aku udah jatuh kepada orang yang bahkan masih punya rasa sama kak Yara."

Zee terus bercerita meskipun Yara tak menanggapinya sama sekali.

Tiba-tiba ponselnya berdering," "Fikran?" gumam Zee.

Setelah mengetahui apa yang terjadi kepada Alka dan gengnya Zee berlari keluar ruangan, di depan ada Adelio yang sedang berjaga dikursi tunggu.

"Bang, tolongin Alka dan gengnya sekarang. Mereka dikeroyok di markas Archer," Zee terlihat sangat panik.

"Tapi itu bukan ranah kita Zee, kita tidak punya urusan dengan geng lain selain Corvus," ucap Adelio.

"Tapi Corvus merupakan sekutu Crater, kita harus membantu mereka, Zee mohon bang untuk kali ini aja?"

"Apa keuntungan yang akan kita dapat jika kita membantu mereka?"

"Itu bisa di pikirkan nanti, yang jelas Crater harus membantu Corvus secepatnya sebelum nyawa salah satu dari mereka melayang," Adelio mengangguk.

"Tugas akan segera dilaksanakan!" Adelio segera melaksanakan perintah Zee, dengan cepat Adelio menghubungi beberapa anggota untuk menyusul ke lokasi yang sudah diberikan Zee.

Asteria Oberon [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang