P A R T 0 5 - Markas

2.2K 196 3
                                    

H A P P Y R E A D I N G ❤✨

(akan direvisi setelah tamat)

"Assalamualaikum, Bazigha Auristella Estelle anak mama Lylanie Carroline dan abah Biru Addiniel Wijaya pulang, yuhu... mana red carpetnya?" teriak Zee.

Sean yang sedang berada diruang tengah dan menonton televisi hanya bisa geleng-geleng kepala dengan tingkah adiknya yang satu ini, "gini nih resiko kalo spesies bekantan di pelihara di rumah," celetuk Sean.

Zee mengerucutkan bibirnya lucu, "abang Sean, Zee lagi bahagia tau hari ini, abang Sean jangan coba-coba buat hancurin kebahagiaan Zee ya! mumpung mood Zee lagi bagus, Zee telepon abah ah, mau ngaduin kelakuan bang Sean," ancam Zee lembut. Sean awalnya tersenyum sumringah karena Zee tidak menangis, dan tidak cengeng seperti biasanya, "ide bagus!" semangat Sean.

"Iya ide bagus kan, siapa dulu dong yang punya ide? Zee gitu loh!" sombong Zee pada Sean, sedetik kemudian mata Sean melotot, "APAA!!! Zee abang mohon jangan ya, please! nanti uang jajan abang di potong lagi sama papa, Zee mau tanggung jawab?" rajuk Sean.

"Hallo, kenapa sayang?" ucap laki-laki diseberang sana.

"Mati gue mati, iseng banget si ah ini mulut!" Sean merutuki kebodohannya, "abis lo Sean!" Sean menepuk jidatnya pelan, "gangguin anaknya macan sih, mungkin setelah ini lo cuman tinggal nama doang, selamat tinggal dunia." Pasrahnya dalam hati.

"Bah, Zee izin ke rumah Aya ya! sebentar doang kok, bang Sean? dia nggak ngizinin Zee pergi. Padahal Zee cuman pengin balikin buku Aya yang tadi Zee pinjam disekolah, tapi lupa ngembaliinnya." Zee menahan tawanya, melirik ke arah Sean yang kini menatapnya tajam.

"Oh, kirain papa ada apa. Yasudah kamu pergi aja, tapi hati-hati perginya ya, kalau perlu minta anter sama abang kamu, kalau dia nggak mau bilang aja sama papa, biar papa potong uang jajannya."

"Iya bah, kalau gitu Zee tutup dulu ya teleponnya, dah bah! abah yang semangat kerjanya, mwahh!" kecup jauh dari Zee untuk papanya.

"Wlee," Zee memeletkan lidahnya ke arah Sean, "emang enak di kerjain," lanjutnya dengan tawa cekikikan.

Zee menaiki anak tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua, sambil terus memegangi perutnya yang sakit karena sedari tadi ia tak bisa menghentikan tawanya.

Zee memasuki kamarnya dengan keadaan sehat walafiat, memutuskan untuk langsung berganti pakaian, dan membawa pakaian lainnya untuk ia gunakan saat di markas nanti. Jaket kulit berwarna hitam yang bertuliskan Crater dibelakangnya, menandakan bahwa dia adalah leader sekaligus ketua terkuat dari seluruh perkumpulan mafia, mafia manapun akan tunduk atas perintahnya.

"Saatnya menjadi dirimu sendiri queen," Zee menampilkan seringai andalannya, seringai yang tak pernah ada satupun orang yang berani melihatnya, karena dia adalah queen, siapapun yang bermasalah dengan dirinya dan juga keluarganya akan habis dalam kurun waktu tak sampai satu menit.

Zee kembali menampilkan wajah imut nan menggemaskannya di muka cermin, "Bazigha Auristella Estelle, kamu sangat unik! aku mencintaimu," ucapnya pada diri sendiri, kemudian ia tersenyum bangga.

Zee menuruni anak tangga rumahnya, abangnya masih tetap berada disana, namun dalam posisi sedang tertidur pulas.

Zee acuh saja, ia malah senang karena ini akan memudahkannya untuk keluar mansion tanpa perlu bersusah payah mencari jawaban yang tepat untuk pertanyaan Sean.

Zee keluar mansion dengan selamat, ia mengendarai mobil sport miliknya, mobil sport dengan tipe mc laren p 1 GTR berwarna kuning, salah satu mobil kesayangan Zee yang di belinya dengan uang hasil jerih payahnya sendiri saat usianya masih berumur 16 tahun.

Asteria Oberon [ E N D ]Onde histórias criam vida. Descubra agora