P A R T 59 - Pergi

2.3K 184 46
                                    

Morning all🦋

chapter ini harusnya untuk dua part tapi karena takut kalian penasaran makanya aku bikin jadi satu part aja.

Bacanya pelan-pelan, makin ngefeel kalau bacanya sambil dengerin lagu galau.

Terimakasih buat kalian yang udah mau baca ceritaku, udah sering ngasih vote and comment pokoknya makasih banyak. Di manapun kalian berada semoga kalian sehat-sehat dan bahagia selalu❤

Well, happy reading gais✨

komen kalau ada typo

...



Sean dan Zee berlarian di koridor rumah sakit, sedangkan Alka cowok itu di bantu oleh Emil dan Fikran untuk berjalan.

Yara di masukkan ke dalam ruangan operasi,  sedangkan Alka, cowok itu dirujuk ke ruangan lain untuk di obati.

Sean dan Zee menunggu di depan ruangan operasi, sedangkan Adelio cowok itu mengurus tempat kejadian agar tetap aman dan kondusif.

Kondisi seperti ini sangat rentan bagi pihak musuh untuk memanfaatkan keadaan dan mengadu domba mereka, walaupun Gerald sudah dinyatakan meninggal di tempat tetap saja masih ada celah untuk orang lain yang ingin berbuat jahat kepada mereka.

Alka kembali, tangannya tidak terlalu parah sampai tidak perlu di operasi, dokter hanya memasangkan gips kemudian mengobati luka lebam di tubuh Alka.

Sudah satu jam lebih, namun dokter yang menangani Yara belum juga keluar.

"Bagaimana keadaan Yara Dok?" Zee menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangan operasi.

"Luka tembak yang di derita pasien menembus perut dan mengenai sistem saraf hal tersebut mengakibatkan komplikasi dan menyebabkan pasien kehilangan banyak darah, kami sudah melakukan yang terbaik, namun pasien tidak dapat di selamatkan."

Zee menatap tidak percaya pada dokter tersebut, "nggak, dokter pasti bercanda kan?"

"Dokter pasti bercanda, iyaa kan?" Zee linglung ia hampir saja kehilangan keseimbangan jika Sean tidak menahannya.

Ia terduduk di kursi rumah sakit, menutupi wajah dengan kedua tangannya.

Zee menggeleng keras, "nggak, nggak. Ini nggak mungkin terjadi, Yara masih bisa di selamatkan."

Alka mendekati Zee kemudian mencengkeram erat dagu cewek itu dengan sebelah tangannya, "ini semua gara-gara lo! kalo aja tadi lo nggak sok jadi jagoan, kejadian ini pasti nggak akan terjadi!"

Zee melepas cengkeraman Alka di pipinya, pipi Zee terasa berdenyut karena cengkeraman Alka begitu kuat.

"Jadi selama ini lo cuman drama iyaaa? berapa banyak drama yang udah lo bikin Zee, berapa banyak hah?!"

"Terlalu banyak kepura-puraan yang lo lakukan, awalnya gue udah bisa nerima kalo lo nyembunyiin dan malsuin kematian Yara, karena gue pikir lo ngelakuin itu juga demi kebaikan Yara, tapi ternyata lo yang udah bikin semua ini jadi makin rumit."

"Leader Crater? pelaku penyekapan Bima? lawan gue di balapan? bikin drama sok-sokan di sekap padahal dia adalah dalang di balik semuanya,"

"Pantes gue ngerasa nggak asing, ternyata lo orangnya, orang yang dilindungin abis-abisan sama Corvus ternyata orang yang sama dengan orang yang mengajak Corvus menjadi sekutu, orang yang kita takutkan akan jadi inceran Crater ternyata adalah orang yang sering memberi ancaman kepada Corvus!"

Asteria Oberon [ E N D ]Where stories live. Discover now