P A R T 38 - Latihan Basket

978 102 1
                                    

H A P P Y R E A D I N G ❤

[Comment kalau ada typo]


"Zee hari ini kan kak Alka basket, lo nggak mau nemenin dia latihan apa?" Ace datang menghampiri Zee yang sedang berjalan sendirian dikoridor.

Sekolah sudah nampak sepi, karena sebagian murid sudah ada yang pulang dan sisanya mengurus keperluan untuk HUT SMASER yang akan diadakan satu minggu lagi.

Zee melepas rangkulan Ace dibahunya, "ehmm... sorry Ace, tapi gue nggak bisa," ucap Zee tidak enak hati.

"Yah, gue kan mau lihat Jeff tampil, ya yaa... gue mohon temenin gue! please? kali ini aja!"

"Gue ada urusan Ace, minta temenin sama Ayaa aja, dia pasti nonton buat nemenin bang Sean," tolak Zee.

"Ihh, Aya tuh kalo ketemu Sean suka lupa sekitar, ntar gue dicuekin lagi. Gue nggak mau jadi obat nyamuk, please temenin gue ya? lo kan nggak pernah nemenin kak Alka latihan, biasanya langsung pulang tuh. Buat sekali ini aja, biar kak Alka juga semangat kalo ada lo di sana."

Zee menghela nafasnya kasar, "gue temenin tapi nggak lewat dari jam 5, okeyy?"

"Okeyy siappp boss! makasih Zee yang cantik, yang imut, yang gemesin. Jadi makin sayang deh gue sama lo, ayo ke lapangan gue udah nggak sabar buat liat mereka tanding!" Ace dengan gembira menggandeng lengan Zee menuju lapangan, tidak sia-sia usahanya membujuk Zee barusan.

Serpens memiliki beberapa lapangan, yang pertama lapangan utama akan ditemui ketika memasuki gerbang sekolah, yang kedua ditengah-tengah sekolah, biasanya digunakan untuk murid-murid melaksanakan upacara, lapangan indoor yang tersedia dibelakang dekat taman, dan terakhir lapangan khusus anak-anak basket yang tak kalah luas dari lapangan utama.

"Nah itu Aya, semperin yuk!" Ace dengan cepat menyeret Zee menuju Aya dan beberapa siswi lainnya yang juga menonton pertadingan tersebut.

"Semangat Sean!" sedari tadi Aya terus meneriaki semangat kepada kekasihnya tak lupa Aya juga membuat snapgram kemudian menandai cowok itu.

"Eh Zee, tumben ikut. Biasanya langsung balik, disuruh Alka yaa?" Aya menggoda Zee yang duduk tepat disebelahnya.

"Ace rewel minta ditemenin," jawabnya singkat.

Aya hanya mengangguk, "emang lo ada kesibukan apa sih Zee, gue perhatiin selama dua minggu terakhir ini lo kayak jarang banget ngumpul bareng kita-kita. Apalagi tiap pulang sekolah, lo selalu mau pulang sendiri padahal ada kak Alka yang mau nganterin lo?"

"Gue disuruh kepala sekolah buat desain lapangan utama, biar warnanya nggak monoton itu-itu aja. Rencananya lapangan utama bakal diisi berbagai macam ragam gambar dan warna, dan dua minggu terakhir ini gue nyiapin itu semua, kata pak Aryo gambarnya harus ada unsur filosofisnya, keberagaman Indonesia, kebhinnekaan, dan apalagi ya? pokoknya banyak deh."

"Sebenarnya gue udah nemu konsepnya cuman perlu didiskusiin lagi sama yang lain, terus habis itu baru bagi tugas. Gue nggak tau selesai apa nggaknya, cuman dalam waktu yang kurang lebih seminggu lagi buat ngelukis lapangan yang luasnya kebangetan itu bareng anak seni lukis yang jumlahnya cuman 30 orang, gue rasa nggak bakal selesai," lanjutnya.

Ia berucap sambil menatap Alka dan teman-temannya yang sedang bermain basket, genggaman tangan yang diterimanya membuat Zee menoleh, "gue yakin kok lo bisa! lo udah sejauh ini Zee, kerjain dari hal paling kecil dulu. Kalo lo ngerasa nggak mampu dan butuh bantuan, gue, Ace, dan yang lainnya siap buat bantu lo! fightinggg!!!"

Support dari Aya membuat Zee terpacu untuk lebih semangat lagi, sebenarnya memang benar dua minggu terakhir ini Zee sedang sibuk mengurus ekskul seni lukis namun bukan hanya itu Zee juga harus menjenguk dan mengurus segala keperluan Yara dirumah sakit.

Asteria Oberon [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang