P A R T 0 6 - Salah Langkah?

2K 178 2
                                    

H A P P Y R E A D I N G ❤✨

( Akan direvisi setelah tamat )

plagiat dilarang mendekat✋

#saynotoplagiarism

kepada teman-teman apabila menemukan cerita yang hampir mirip dengan alur cerita Zee mohon disampaikan yaa🙏

aku tidak terima cerita hasil pemikiranku sendiri diplagiat dalam bentuk apapun tanpa mencantumkan namaku, itu sama saja dengan mencuri, karena telah mengambil hak milik dari orang lain✨

Mohon kerja samanya yaa semua🙏






Dokter Kafka keluar dari dalam ruangan tempat Zee di rawat, disana sudah terlihat orang tua Zee dan orang tua Alka, serta tak lupa Alka, Sean dan kawan-kawan juga masih berada disana.

"Bagaimana kondisi anak saya dokter?" tanya Lyla tak sabaran.

Dokter Kafka menghela nafas pelan, "Zee mengalami luka tembakan yang cukup parah diperut bagian kanannya, namun ia sudah kami tangani, keadaannya belum sepenuhnya stabil, mungkin Zee akan sadar dalam beberapa waktu lagi," jelas dokter Kafka kepada Lyla.

"Jadi keadaan anak saya baik-baik aja kan Dok?" Biru bertanya memastikan. Dokter Kafka mengangguk, "syukurlah," gumam Biru singkat.

Sementara di dalam sana Zee berusaha menghubungi Adelio, agar mengambil beberapa barang yang sempat ia tinggalkan di mobil.

"Hallo, apa ada masalah Zee?"

"Seperti biasa, barang punya Zee ketinggalan di mobil yang ada di depan komplek Rahayu, komplek perumahan elite yang di tinggali Soraya Thalita Mahardika."

"Queen lagi gabut bang, pengin bikin drama doang tadi, iseng!" ucapnya sembari terkekeh.

"Sudah abang tebak, pasti ada apa-apa, kondisi mobil gimana?"

"Aman bang, pecah kaca mobilnya doang. Tapi itu nggak penting, nanti beli yang baru aja. Yang penting sekarang, kacamata, jaket sama beberapa senjata milik Crater masih ada di tempat kejadian, cepat ambilin bang, hilangin barang bukti, bikin aja mobil itu seolah kerampokan beneran,"

"Baik Queen, perintah dilaksanakan,"

"Aww, thank you brotha!"

"Kembali, yaudah kalau gitu abang tutup ya teleponnya, bye!"

Belum sempat Zee mengucapkan kata 'bye' untuk mengakhiri panggilan, derap langkah seseorang terdengar memasuki ruangan.

Zee lalu mengubah posisi menjadi berbaring kembali, "sadar aja deh, malas banget tiduran mulu," gumamnya.

Zee mengerjap-ngerjapkan matanya lucu, berpura-pura untuk menyesuaikan cahaya yang masuk melalui retina matanya.

"Zee, maafin abang ya!" ucap Sean sembari memeluk Bazigha singkat.

Zee tersenyum singkat, "nggak apa-apa bang," Zee berucap dengan suara serak dan air mata yang berlinang, "bang, bilangin mama sama abah ya kalau Zee sayang banget sama mereka, maaf kalau selama ini Zee selalu ngerepotin kalian," suaranya semakin serak.

"No Zee! kamu jangan ngomong begitu, Zee itu queen dikeluarga kita, sudah sepantasnya Zee mendapatkan perlakuan terbaik dari semua anggota keluarga," Sean mengelus pelan pipi adiknya.

"Ha-uss..." gumamnya pelan.

Lyla beranjak ia segera memberikan air yang berada diatas nakas kepada Zee, "bagaimana keadaan kamu sayang?" tanya mamanya lembut.

Asteria Oberon [ E N D ]Where stories live. Discover now