P A R T 24 - Zee Menghilang?

1.7K 151 2
                                    

H A P P Y R E A D I N G ❤

Cast Biru, Menanti Senja, Zee : My Wife is Dangerous Mafia lebih lengkap bisa kalian temui ditiktok aku yaa (usernameeeeldi)

"Zee, kamu di mana?" Sean nampak putus asa, raut wajahnya menyiratkan kekhawatiran.

Sudah dua jam lebih ia dan teman-temannya mencari Zee namun nihil Zee masih tidak ditemukan.

"Gimana?" Sean menoleh ke arah Fikran yang baru saja datang, sedari tadi mereka berpencar untuk mempersingkat waktu pencarian.

Fikran menggeleng, "kita udah nyari Zee selama dua jam lebih, tapi tetap nggak ada hasil gimana kalau kita lapor polisi ajaa?"

"Bukan hal yang bagus, malah makin ribet kalo kita lapor polisi bukan hanya kita tapi nama besar Corvus dan Crater juga akan dibawa-bawa," ucap Emil.

"Iya, gue setuju sama Emil. Gue nggak mau orang tua gue tau kalau Zee menghilang, yang ada habis gue sama mereka. Gue juga nggak mau trauma nyokap kembali, jadi kita harus cari Zee secepatnya sebelum mama papa gue curiga," Sean menatap temannya satu-persatu.

"Ini semua gara-gara rencana gila lo Yon, Zee jadi hilang kan sekarang? gue harus bilang apa kalo seandainya orang tua gue nanyain tentang dia."

"Gue nggak tau kalau akhirnya bakal kaya gini, kalau aja gue tau dari awal gue juga nggak akan nyaranin rencana ini," Leon berucap santai, ia tau ialah orang yang pantas disalahkan di sini.

Sean mengalihkan pandangannya, ia harus mengontrol emosi sebaik mungkin, karena ini juga salahnya mau-mau saja ikut rencana bodoh yang dijalankan Leon.

Ting! notifikasi dari ponsel Sean membuat cowok itu dengan cepat membuka ponselnya.

Zee :
Bang jangan nyalahin siapa-siapa atas kejadian ini, ini bukan salah bang Leon atau kak Alka, atau kalian semua. Ini cuma perkara Zee yang harus sadar diri sama perkataan kak Alka, kak Alka benar Zee buka tipe dia dan mungkin nggak akan bisa, oh iya satu lagi makasih udah melibatkan Zee dalam rencana yang kalian buat hingga Zee tau perasaan kak Alka yang sebenarnya.

Sean mengedarkan pandangannya, ternyata adiknya itu masih ada di sini, "Zee kamu di mana? maafin abang udah melibatkan kamu dalam rencana bodoh ini," badan Sean luruh ke tanah, Sean menangis, ya cowok itu menangis karena ia merasa telah gagal menjadi kakak yang baik untuk Zee.

Fikran mengambil ponsel Sean yang juga ikut jatuh, Fikran dan Emil memperhatikan layar yang berisi pesan dari Zee itu dengan seksama.

"Yon?" Emil menyerahkan ponsel Sean kepada Leon menyuruh agar anak itu juga membaca pesan yang dikirimkan Zee.

Alka datang menghampiri mereka bertiga yang kelihatan kacau, terlebih Sean cowok itu terlihat sangat kacau. Mereka tau Sean sangat menyayangi Zee dan ia akan melakukan apapun untuk Zee.

"Ada apa ini?" tanya Alka.

Sean bangkit tanpa aba-aba ia membogem Alka dengan pukulan keras diwajahnya, mengakibatkan sudut bibir cowok itu mengeluarkan darah.

"Sean lo apa-apaan sih?" Fikran menegur Sean dan menjauhkan cowok itu dari Alka.

Alka merasakan sedikit nyeri pada pipi kirinya, ia menghapus kasar bercak darah itu.

"Apa-apaan lo bilang? ketua lo tuh, kata-kata kasar kaya gitu nggak ada diperjanjian kita. Kenapa lo malah jelek-jelekkin Zee sama si cewek blangsak itu hah?!" Sean ingin mendekati Alka lagi namun cowok itu ditahan oleh Fikran dan Emil.

"Udah-udah Sean, kita selesain masalah ini dengan kepala dingin, ini bukan salah siapa-siapa, nggak ada yang tau kalau Zee akan diculik sama mereka," Fikran berusaha menenangkan cowok itu.

Asteria Oberon [ E N D ]Where stories live. Discover now