P A R T 47 - Zee vs Asya

1K 112 3
                                    

Anyway thanks for 9 reebooo pembacaaa

sebenarnya aku punya nickname sunnyellow, kalian panggil aku sun aja deh biar apa yaa... gatau?

jujur akuu mau kalian comment yang banyak dicerita aku, please? okeyy, sebelumnya aku juga mau bilang terimakasih buat yang udah sering vote dicerita ini 💞

H A P P Y R E A D I N G ❤

Zee ada yang mau lelang hasil lukisan lo dengan harga fantastis, ini penawaran tertinggi dari tadi pagi, cepetan ke sini!
...

Setelah mendapat pesan dari Chloe Zee segera beranjak menuju stan.

Selain basket sekarang juga sedang berlangsung lomba cheers, lapangan belakang cukup rame karena rata-rata murid berada di sini.

Ditengah keramaian, tiba-tiba ada yang menarik tangan Zee dari belakang, Zee menoleh, "Laksana?" gumamnya, keningnya mengernyit ketika melihat cowok itu.

"Hai Zee, kita ketemu lagi. Gimana kabar lo, baik?" tanya Laksana basa-basi.

Laksana memang berada di sini karena setelah tim basket Alka tanding giliran tim basket sekolahnya  yang akan melawan SMADA.

"Baik," seakan tidak mau berbasa-basi Zee langsung melepaskan cekalan Laksana dari lengannya.

"Maaf Sa, gue duluan. Ada urusan soalnya," ia tersenyum paksa kemudian pergi meninggalkan Laksana.

Laksana mengejarnya, ia mensejejarkan langkahnya dengan Zee.

"Zee, tunggu!"

Zee memutar bola matanya malas, ia mempercepat langkahnya.

"Zee, kok lo jadi jutek gini sih? perasaan lo fine-fine aja waktu gue ajak ke markas Archer kemarin?"

"Itu dulu Sa, gue mau karena gue ke paksa. Gue ikut lo karena gue mau menghindar dari Alka,"

"Jadi maksud lo, lo manfaatin gue gitu?"

"Nggak, lo nawarin gue buat pulang bareng, ya gue kira lo beneran mau nganterin gue pulang, ternyata lo malah ngajakin gue ke markas Archer,"

"Lo masih punya utang sama gue,"

"Gue udah transfer 25 juta ke rekening lo buat gantiin hoodie lo yang gue pake, dan gue juga udah balikin hoodie lo kemarin, apalagi, udah impas kan?"

"Atau uang yang gue kasih sama lo kurang? sebut berapa kurangnya biar gue transfer sekarang,"

"Hutang nyawa, kalo aja gak ada gue waktu itu lo mungkin udah gak ada lagi di dunia,"

Zee memutar bola matanya malas, salahnya karena telah memberi keterangan palsu pada cowok itu.

Zee mengatakan bahwa malam itu ia sedang dikejar-kejar preman dan berhenti untuk mengalihkan perhatian preman tersebut.

"Belum tentu," Zee berbelok di koridor.

"Zee, terlalu sayang sama orang itu gak baik. Apalagi sama Alka yang udah jadiin lo bahan taruhan,"

Zee berhenti mendongak ke arah Laksana yang lebih tinggi darinya, "maksud lo?"

"Iya, pertandingan basket hari ini, lo yang jadi taruhannya, kalo gue menang lo jadi milik gue begitupun sebaliknya dan itu udah menjadi kesepakatan kedua belah pihak,"

Zee tertawa sumbang, "hahahaha... lawakan lo gak lucu,"

"Gue gak ngelawak Zee, Alka emang jadiin lo bahan taruhannya!"

Asteria Oberon [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang