P A R T 58 - Pertarungan Terakhir

1.7K 153 33
                                    

Sore gais, sorry karena hari ini aku updatenya telat. Soalnya tadi ada urusan bentar di sekolah terus aku nugas dan ngumpulin mood dulu baru bisa update❤

Oh yaa... maaf kalau banyak typo aku ngetiknya cepet-cepet biar idenya nggak ilang, so! happy reading all✨

...

Alka sengaja membawa mobil untuk menjemput Yara sore ini, ia pergi sendiri, sedangkan Zee naik taksi.

Setelah mengurus beberapa hal di dalam, akhirnya Yara sudah di bolehkan untuk pulang. Kondisinya naik secara signifikan berkat Alka dan Zee yang hampir setiap hari mengunjungi dan mengajak Yara bicara.

Mereka yang akan membujuk Yara jika cewek itu tidak mau makan atau minum obat, mereka yang akan mengajak Yara jalan-jalan di sekitar rumah sakit, namun tetap saja Yara tidak bisa lepas dari obat-obatan tersebut, ia harus rutin konsultasi ke psikolog untuk mengetahui perkembangan kesehatan mentalnya.

"Zee, nggak mau bareng kita aja? takutnya kamu kesorean kalo nunggu jemputan temen kamu." Yara yang ingin masuk ke dalam mobil kini mengurungkan niatnya ketika melihat Zee yang terlihat masih menunggu seseorang.

"Nggak deh kak, kebetulan aku ada janji juga sama dia nggak enak kalau dia udah di jalan terus janjinya aku batalin," Zee tersenyum canggung.

"Kita duluan aja Ra, aku takut kamu kecapekan," Alka menggenggam tangan Yara untuk membantunya masuk mobil.

"Tapi Zee..."

Zee mengangguk, "santai aja kak, aku nggak mau jadi obat nyamuk lagi hehe," Zee melirik Alka sekilas.

"Masuk, lo ikut bareng gue sama Yara aja, gue nggak mau Yara kecapekan karena mikirin lo," Alka membuka pintu dan menyuruh Zee untuk duduk di kursi belakang.

"Nggak! orang gue udah ada janji sama temen gue," Zee berucap sewot sambil menutup paksa pintu mobil.

"Ayolah Zee, please..." ucap Yara dengan nada memohon.

Zee berdecak, ia lemah kalau sudah menyangkut kakaknya, "ck, yaudah iya-iya apa sih yang nggak buat kak Yara."

Yara duduk di samping Alka, sedangkan Zee di kursi belakang.

"Btw kalian udah saling kenal kan?" tanya Yara, membuka pembicaraan.

Kini Alka sudah menjalankan mobilnya menuju jalan pulang.

"Kalo aku mah udah kenal dia dari kakak pacaran, kan fotonya banyak di kamar kakak. Tapi, kalo Alka mungkin kenal sama Zee nya baru-baru ini aja,"

Yara mengangguk, ia terlihat exited dengan pembahasan ini.

"Oh ya, kalian satu sekolah kan? Alka gimana selama aku nggak ada Zee?"

"Iyaa, satu sekolah. Alka kakak kelas Zee. Nggak gimana-gimana sih kak, dia nggak kelihatan dekat sama siapa-siapa, kayanya setia banget sama kak Yara," Zee tersenyum kecut, ia merutuk dan meminta maaf dalam hati karena telah membohongi kakaknya.

"Udah lama banget aku ninggalin kalian berdua, ninggalin orang rumah juga. Hampir 3 tahun aku nggak melihat dunia dan seisinya,"

"Selama aku koma, Alka sering jenguk aku nggak Zee?" lanjutnya.

"Sering banget, hampir setiap hari Alka nggak pernah absen buat jengukin kakak di rumah sakit."

"Kabar mama sama papa gimana?"

"Baik kok, tapi mereka lagi ada kerjaan di Belanda sekarang."

"Al, Zee udah punya pacar belum sih di sekolah?" Yara melirik Alka sekilas.

Asteria Oberon [ E N D ]Where stories live. Discover now