P A R T 61 - Goodbye Amsterdam

2.3K 179 56
                                    

Lagi malas berbasa-basi, langsung baca ajaa gak sih enaknya?

So happy reading gais!

oh ya, aku saranin buat jangan skip part ini walaupun kelihatannya gak penting tapi di part ini banyak clue-clue yang akan menentukan ending

terimakasih buat yang udah baca, vote, and comment cerita ini! pokoknya makasih banyak, aku sayang kalian semua❤

bantu komen kalau ada typo👍

...





"Kamu beneran udah siap?"

Zee menatap Adelio, cowok itu sedang membawa Azerall di gendongannya, balita itu tertidur nyaman di pelukan Adelio.

"Kalo kamu ngerasa belum siap aku bisa tunda kepulangan kita, aku nggak mau kamu kenapa-kenapa lagi."

Zee menggeleng, "aku nggak apa-apa El, aku hanya sedikit khawatir," Zee menghela nafas pelan. Ia duduk di pinggiran kasur, sedari tadi ibu satu anak itu sedang sibuk membereskan beberapa barang yang akan ia bawa ke Indonesia.

"Tidak ada yang perlu di khawatirkan Zee, kita hanya sebentar di sana, setelah urusan kamu selesai kita akan balik lagi ke sini," Adelio meletakkan Azerall dengan hati-hati di kasur.

Zee mengangguk, Adelio mengusap pelan bahu cewek itu.

"Zee, ada aku, ada Erall juga, kita akan selalu dukung kamu, kita lewatin ini bareng-bareng, okay?"

"Makasih El, makasih. Aku nggak tau gimana hidup aku kalo nggak ada kamu, setelah kita dapat restu dari mama, papa, dan bang Sean kita bisa langsungin pertunangan secepatnya, Erall udah nyaman sama kamu jadi nggak ada alasan lagi buat aku ngulur pertunangan ini,"

"Nanti aku yang coba bicara sama mama, mereka pasti ngerti karena kejadiannya udah lama banget, aku juga bakal urus perceraian aku dan Alka secepatnya, aku mau aku sama dia berpisah secara hukum.

"Tidak perlu terburu-buru Zee, aku nggak pernah maksa kamu buat langsungin pertunangan ini secepatnya, kamu juga perlu waktu dan aku tau nggak semudah itu buat kamu bisa lupain semuanya, tapi Zee satu hal yang harus kamu tau, aku sayang kamu, aku mau kamu bahagia, mau sama siapapun kamu nantinya aku nggak peduli, asal aku bisa lihat Zee yang dulu kembali lagi."

Zee menggeleng, "semuanya udah berlalu El, udah tiga tahun juga, kamu udah cukup buat aku dan Erall," Zee menggenggam erat tangan cowok itu, kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Adelio, "aku mungkin belum bisa balas perasaan kamu, tapi kamu nggak perlu khawatir, aku hanya milik kamu, Zee hanya milik Adelio Ranggaraksa seorang," Zee tergelak, Adelio mengusap gemas kepala cewek itu.

El tau Zee sedang berbohong, dari sorot mata cewek itu dapat Adelio lihat bahwa bahagia yang Zee tunjukkan hanyalah kepura-puraan, mungkin Adelio bisa memiliki raga cewek itu, namun tidak dengan hatinya.

Hati Zee masih milik Alka, Alka akan selalu menjadi rumahnya. Mereka hanya terlalu dini untuk memulai sesuatu yang besar, kehidupan rumah tangga adalah perjalanan seumur hidup, di mana setiap perjalanan pasti akan ada yang namanya capek, lelah, dan rasa ingin menyerah.

Zee hanya sedang melewati jalan yang terjal, tapi bukan berarti ia harus berhenti di tengah jalan bukan? ada banyak cara untuk kembali pulang ke tempat yang ia sebut rumah.

Rumah yang benar-benar rumah, bukan hanya sekedar tempat untuk berteduh dan singgah.

"Momma..." Azerall mengucek kedua matanya.

Asteria Oberon [ E N D ]Where stories live. Discover now