2. Raport dan Acara Keluarga [REVISI]

401 296 249
                                    

Happy reading

⚠Note : Semua jalan cerita hasil pemikiran sendiri. Untuk visual tokoh hanya untuk gambaran. Tidak ada kaitan nya dengan real life. Ini hanya Fiksi. Jangan di bawa ke real life.

--o0o--

"Apa nilai lebih penting?"

-Andreana Delisha Abraham

©apsaapena 2021
Agustus

--o0o--

Satu semester sudah di lalui semua murid SMA Adicandra. Hari ini, mereka akan menerima raport setelah menempuh kbm satu semester.

Ana yang was was pun hanya menampilkan raut wajah datar. Meski ia yakin ia akan mendapat peringkat 1, namun tetap saja. Yang nama nya nilai pasti akan selalu di ungkit saat kumpul keluarga. Selalu dibanding bandingkan dengan kakak, abang, bahkan adek sekaligus di keluarga besar Abraham.

"Baik, saya selaku wali kelas XI IPA 1 akan mengumumkan siapa yang mendapat peringkat 3 besar di semester kali ini," ucap Bu Puji selaku wali kelas XI IPA 1.

"Peringkat ke-3 di raih oleh Salma Nur Arifah."

"Peringkat ke-2 di raih oleh Naufal Edgar Pratama."

"Peringkat ke-1 di raih oleh Andreana Delisha Abraham."

"Kepada wali murid silahkan mohon maju ke depan."

Wali murid atas nama mereka yang telah disebutkan maju kedepan. Rizal, selaku wali dari Ana pun maju ke depan dengan wajah datar nya.

Saat menerima raport milik putri nya itu, dia tidak memeriksa nilai semester ana tahun ini.

Damn it.

Mengetahui nilai putri nya turun satu dari semester sebelum nya, Rizal tersenyum dengan terpaksa. Bahkan nilai Ana berselisih sangat dekat dengan yang mendapatkan peringkat kedua dan ketiga.

Bagi orang tua yang bisa memaklumi seorang anak mungkin hal wajar jika anak nya mendapatkan nilai baik, meski hanya turun satu nilai dari tahun sebelumnya.

Setelah menandatangani daftar hadir tersebut, Rizal langsung beranjak pergi. Sebelum bangkit dan keluar dari ruang kelas, Rizal tak lupa mengucapkan terima kasih pada Bu Puji, wali kelas Ana.

"Ayo pulang," tegas Rizal.

" Iya, Pah," cicit Ana. Ia yakin, nilainya lebih buruk dari kelas X. Ia tahu, jika Papahnya sedang marah pada nya.

Saat sampai di parkiran, Ana melihat adiknya yang tengah menyender di pintu mobil. Rafa yang menyadari kehadiran papah dan kakak nya segera menghentikan aktivitas nya tadi, main game.

Oh iya, jangan lupakan Rafa dengan senyum merekah langsung menyambut bahkan memeluk kakaknya. Entah ketempelan setan darimana, yang pasti mood Rafa saat ini sedang membaik.

"Hey, kak. Kenapa wajah kakak. Kok lesu?" tanya Rafa heran.

"Hm, nggak apa. Yuk masuk kakak pengin istirahat dirumah," jawab Ana dengan senyum terpaksa.

"Ayoo, masuk ke mobil," ajak Rizal pada kedua anaknya.

Di dalam mobil hanya ada keheningan. Rafa yang duduk di kursi belakang pun dibuat heran oleh Ana. Kenapa kakaknya sangat lesu sekali. Rafa yang peka dengan keadaan, segera ia memiringkan kepala kakaknya dan bersender di bahu nya. Tak lupa, ia juga memijat kepala Ana.

Napas Ana terdengar teratur di telinga Rafa. Rafa menyampirkan jaket yang ia sempat lepas tadi dan ia sampirkan pada tubuh Ana. Kegiatan Rafa pun tak luput dari pandangan sang papah.

MY ASH LIFE [end]Where stories live. Discover now