55. Good Bye [end]

58 11 1
                                    

“Takdir akan mempertemukan kita kembali.”

—Arvian Nathan Adicandra

©apsaapena 2022
Maret


Pagi ini, Arvian sengaja tidak datang ke Sekolahan. Benar, meski sudah menyelenggarakan prom night kelas 12 tinggal menunggu hari kelulusan.

Dan hari itu, terjadi besok lusa. Arvian dan kedua teman nya serta Dinan dan Difa kini sedang menuju ke Bandara.

Dia ikut mengantar Ana yang akan berobat di Belanda. Meski berat, Arvian dan yang lain mencoba untuk ikhlas.

"Ana belum sadar juga, om?" tanya Dina.

Tama dan Rizal menggeleng. Memang, dari kemarin Ana belum sadarkan diri.

"Kami pamit. Kami akan segera mencari pendonor ginjal yang pas untuk Ana." ucap Tama.

Ratih menitihkan air mata nya. Tidak rela jika harus berjauhan dengan putri nya. Rafa langsung memeluk mamah nya. Mengelus lembut punggung wanita itu.

"Kita bisa datang kesana kapan pun, mah. Sekarang kita berdoa dulu biar kak Ana cepet sembuh." ujar Rafa.

Ratih mengangguk. Begitu pula dengan Fatih. Andai dia bisa ikut, Fatih akan menemani adik nya itu. Namun, kuliah nya yang sebentar lagi akan memasuki fase KKN membuat nya membatalkan niat nya.

"BUNDAA, NANTI KALO REA KEMBALI NATHAN MAU LAMAR DIA." rengek Arvian.

Cowok itu tidak henti henti nya menangis. Bahkan Alby dan Arnold sedari tadi mencoba menenangkan nya, dengan sogokan traktir cilok pak mamet.

"Sekolah dulu yang bener, bang. Baru lamar kak Ana. Soal nya, Kak Ana kan pinter. Jadi harus sebanding dong dengan kak Ana." ejek Bintang.

Arvian mendengus. Dia memilih untuk berjalan ke arah Ana. Meski belum sadar, Arvian tetap ingin memastikan kondisi Ana baik baik saja.

"Don't leave me, oke." bisik Arvian.

"Baiklah, kami berangkat. Assalamu'alaikum." pamit Tama dan Rizal.

Rizal memutuskan untuk ikut. Setelah pekerjaan nya selesai, dia ikut ke Belanda untuk melihat kondisi perkembangan putri nya.

See you next time, Rea. Gue nunggu lo sehat, batin Arvian.

Setelah pesawat leanding, mereka pulang. Pikiran Ratih masih kosong. Rumah pasti akan sepi. Putri dan suami nya pergi untuk pengobatan.

Hanya tinggal diri nya dan juga putra bungsu nya, Rafa. Rizal sempat meminta ibu mertua nya untuk tinggal menemani Ratih, namun nenek Dewi menolak. Dengan alasan, dia rindu dengan keluarga yang di sana.

| Hari Kelulusan |

Aula sudah penuh anak dengan seragam putih abu abu nya. Mereka berdesak desakan untuk mengetahui hasil akhir mereka.

"Sebelum nya, bapak ucapkan terima kasih karena sudah berjuang demi masa depan kalian," ucap Bagus sebagai kepala Yayasan.

"Dan .... Hari ini, saya umum kan bahwa, kalian .... " Bagus sengaja menggantungkan ucapan nya.

Dia tersenyum tipis melihat seluruh anak didik nya merasa cemas. Netra nya menangkap sang putra yang dengan ogah ogahan ikut bergabung dengan yang lain. Dia tahu, semangat putra nya sedang jauh dengan nya.

"KALIAN 100% DI NYATAKAN LULUS."

Seketika mereka berteriak heboh. Ada yang langsung memeluk sahabat nya, teman nya, atau bahkan pacar nya.

MY ASH LIFE [end]Where stories live. Discover now