9. Awal dari Luka [revisi]

255 199 124
                                    

Happy reading!

"Saat batin mulai lelah, pikiran mulai melemah dan hati mulai menyerah. tapi bibir tetap harus tersenyum, disitu lah awal datang nya Kecewa."

-author

©apsaapena 2021
September

🎼Denting —Melly Goeslaw

"APA YANG KAMU LAKUKAN ANA." bentak Rizal.

Ana menggeleng tak percaya. Selama hidup nya, dia tidak pernah mendapat bentakan. Bahkan, saat dia di tuntut belajar dan menolak pun dia tidak pernah di bentak. Baru kali ini dia mendapat bentakan, dan itu dari papah nya.

Seakan di tuduh menjadi orang tersangka dalam pembunuhan oma nya. Ana juga syok, bahkan sangat. Hanya karena dia memegang pisau itu, seluruh keluarga nya langsung menghakimi nya.

"KURANG APA KITA SAMA KAMU, SAMPAI KAMU TEGA MEMBUNUH OMAH MU SENDIRI, ANA." bentak Roni marah.

"Ka—kalian bentak Ana? Ana bahkan syok melihat oma sudah berlumur darah, hiks." dengan gemetar, Ana berusaha menjelaskan.

"PEMBUNUH." bentak Bryan.

"Om tidak percaya kamu melakukan nya Ana." Tama berusaha mendinginkan pikiran nya. Ia bahkan tak percaya keponakannya melakukan hal keji seperti itu.

Namun, mereka tidak percaya. Pisau yang berlumur darah itu bahkan Ana pegang. Mereka salah paham.

Plak

Dengan keras, Liora menampar pipi Ana bahkan sampai berdarah.

"Tante gak nyangka kalo kamu tega bunuh oma. APA SELAMA INI KASIH SAYANG OMA KURANG KE KAMU, ANA" bentak Liora.

Agam terkesima. Ia tidak menyangka jika istri nya akan menampar keponakannya itu.

Fatih menatap Ana tak percaya. Meski Fatih tahu, Ana tidak mungkin melakukannya tapi bukti itu ada di tangan Ana sendiri.

Rafa pun sama. Ia menggelengkan kepala nya tak percaya. Kakak nya yang selama ini ia jadikan contoh ternyata tega membunuh oma nya.

"Kak, Rafa gak nyangka. Rafa benci kakak." bentak Rafa, Ana menggeleng.

"Dek, Kakak—"

Ucapan Ana terpotong saat Rizal,sang papah menampar Ana keras.

Plaakk

Semua diam, termasuk Rizal. Seketika pandangan Ana kosong. Selain membentak, Ana tidak percaya papah nya akan menampar diri nya.

"Papah tampar Ana? Bahkan Ana tidak bersalah." lirih Ana.

"JELAS! BUKTI ITU ADA SAMA KAMU. KAMU YANG PEGANG PISAU ITU KAN." sentak Liora.

"Li, kamu gak mungkin bunuh Oma kan?" tanya Fatih dengan raut wajah tak percaya.

"Bang, apa abang juga akan seperti mereka, gak percaya sama Lili?"

Ana bertanya balik ke Fatih. Orang yang selama ini mendengarkan keluh kesah nya. Jika benar Fatih tidak mempercayai nya lagi, Ana tidak benci namun kecewa.

Cewek itu tersenyum getir. Keluarga nya sudah tidak percaya dengan nya. Dia semakin terpojok.

"SEKARANG KAMI TIDAK PEDULI LAGI DENGANMU ANA. SEKARANG KAMU BUKAN BAGIAN DARI KELUARGA ABRAHAM LAGI."

Seakan disambar petir, ucapan sang kakek membuat hati nya pecah. Ia tak percaya. Padahal di seluruh mansion Abraham terpasang cctv. Kemana otak cerdas mereka. Agam pun menatap mertua nya. Bagaimana mungkin mereka memutuskan hubungan darah begitu saja.

MY ASH LIFE [end]Where stories live. Discover now