20. Misi Arvian

46 37 3
                                    

Happy reading!

Arvian said : "Oke google, gimana cara nya luluhin hati cewek beku?"

Google said : "no connection"


©apsaapena 2021
Desember

________________∞∞∞∞∞_______________


Antrian di warung cilok pak Mamet begitu panjang. Namun, setelah si tokoh utama datang triple A itu, semua yang mengantri segera menepi. Takut menjadi bahan bulian atau babu dadakan.

"Pak Mamet, ciloknya 3 porsi ya." ujar Alby dan diangguki oleh pak Mamet.

"Pak, gimana kabar nya?" tanya Arvian tiba tiba.

"Ehh, kamu nak Vian. Kok ada di sekolah bapak?" bukannya menjawab, tapi pak Mamet berbalik tanya.

"Pindah pak. Di bandung gak ada cilok yang seenak buatan bapak. Padahal mah cilok di sana banyak." ujar Arvian.

"Kamu bisa saja. Sudah sana kamu duduk sama dua temen mu itu. Nanti bapak yang antar."

"Siippp, Vian tunggu ya pak."

Arvian tau betul tempat yang dipilih oleh dua sobat karib nya. Langkah Arvian menuju bangku paling pojok. Dan benar jelas apa ada nya, dua temen nya itu sedang bermain ponsel masing masing.

"Ck, kebiasaan nih kalo ngumpul pasti hp mulu." sindir Arvian, sontak saja Alby dan Arnold langsung menaruh ponsel nya ke meja. Mereka tertawa tanpa rasa bersalah.

"Siapa juga yang main hp," ucapan Arnold diangguki Alby. Dasar buaya.

"Bodo, sekarang gue tanya. Kenapa tuh cewek gak ada di kantin. Takut sama gue apa ya." ujar Arvian dengan pede nya.

"Takut? Sama lo? Dihh ngarep lo. Emang tuh cewek gak pernah ke kantin. Sering sering ke taman atau ke perpus. Oh iya, pernah sekali dia ke kantin, itupun di seret sama si kembar." jelas Alby.

Arvian hanya mengangguk. Sekarang yang akan dia lakukan adalah menaklukan cewek es batu kutub selatan.

"Gimana ya cara ngeluluhin dia?" guman Arvian. Alby dan Arnold mengedikan bahu nya acuh.

Biasanya Arvian cuek bebek ketika berbicara tentang cewek. Namun ini termasuk hal langka. Seorang Arvian yang katanya ganteng nya melebihi aktor Spiderman kini tertantang dengan satu cewek, Ana. Tidak, bukan Ana tapi Rea, panggilan kesayangan nya.

Lama bergelut dengan pikiran nya, lamuan Arvian buyar ketika pak Mamet menyajikan pesenan mereka.
Mereka langsung menyambar cilok nya itu. Terutama Arvian yang sangat rindu dengan cilok favorit nya.

***

Jam pelajaran terakhir pun hampir usai. Awal nya Arvian ingin modus ke Ana. Bahkan habis makan cilok nya tadi, cowok itu langsung pergi ke perpustakaan. Namun, perkiraan dia salah. Sampai nya di ambang pintu perpus, bau buku sangat menyeruak di indera penciuman nya.

Alhasil, Arvian enggan melanjutkan langkah nya ke dalam perpustakaan. Sangat anti dengan buku. Tapi mungkin besok atau kapan Arvian berjanji kepada diri sendiri untuk melawan rasa takut bau itu. Lagian, bau buku tidak seburuk yang ia pikirkan.

"Baiklah anak anak, pelajaran saya cukup sampai di sini. Jangan lupa kerjakan tugas yang ibu berikan, pertemuan berikut nya kita bahas." ujar bu Rindu, guru bk sekaligus guru agama.

"Oh iya, untuk kamu murid baru. Kamu bisa salin materi saya sebelum nya pada teman sebangku mu." lanjut bu Rindu. Arvian mengangguk. Dalam hati dia berteriak bisa pdkt an secara langsung dengan Rea.

MY ASH LIFE [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang