39. Penilaian Akhir Semester

22 7 0
                                    

Happy Reading!

Waktu berjalan begitu cepat. Rasa nya baru kemarin naik kelas sebelas, sekarang mereka akan melakukan penilaian akhir semester. Dimana nilai mereka taruhan nya, nilai yang menjadi penentu naik tidak nya ke kelas duabelas.

Seminggu setelah keluar dari rumah sakit, Ana selalu di beri pertanyaan beruntun dari Arvian.

Seperti malam ini. Dia tengah belajar untuk persiapan PAS besok. Namun, suara notif dari hp nya sangat menganggu dia belajar.

Bisa Ana tebak siapa yang men-spam nya. Arvian cowok itu. Sebelum pulang dari rumah sakit, Arvian merengek meminta nomer ponsel baru nya.

Awal nya Ana enggan memberikan nya. Namun, ketika melihat Arvian yang akan menangis tidak ada pilihan lain akhir nya dia memberikan nya ke cowok tengil itu.

Sekarang waktu belajar nya terganggu. Apa tidak cape tiap detik mengabari nya.

 Apa tidak cape tiap detik mengabari nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ana menghela napas. Tidak ada pilihan lain dia mematikan sambungan internet nya.

Lain tempat, Arvian terkikik geli saat berhasil mendapatkan respon dari Ana.

"Rea Rea. Gue heran lo pake pelet apa si? Lo bikin jantung gue berdebar."

Arvian terkekeh. Cowok itu mengambil wudhu lalu pergi tidur.

"Rea, good night. Moga lo mimpiin gue." guman Arvian.

***
| SMA Adicandra |

Kriingg

Bel pertama sudah berbunyi. Mereka berbondong bondong masuk ke dalam kelas nya mempersiapkan diri untuk melaksanakan PAS semester 2.

"Fal, ntar gue nyontek ya." ujar Aldo.

"Lo jangan lupa bawa contekan ya, Do." ujar Alby.

Perkataan Aldo dan Alby lantas membuat sorakan di kelas IPA 1 terdengar nyaris ke luar.

"Gue juga saranin nih ya, lo jangan lupa bawa korek kuping." sahut Kahfi.

"Kahfi sesat. Nama doang Kahfi tapi suka bikin orang salah jalan." cibir Naila.

"Aelah, santai. Ntar gue browsing di google."

"Bege, kita itu mau PAS bukan kerkom."

"Lo lupa, gue duduk di pojok belakang sendiri elah." Irsyad menghela napas nya. Teman kelas nya emang suka su'uzon dengan diri nya.

"Baperan lo." cibir Aldo.

Arvian. Cowok itu dengan tenang tengah melahap cilok yang tadi dia pesan.

"Vian, lo udah siap?" tanya Naufal.

"Siap? Yaelah cuma pilihan ganda doang mah kecil."

Ana memutar bola mata nya. Kecil bagi dia, tapi jika Arvian kayak nya mustahil. Cowok itu pasti akan menghitung dengan kancing kemeja nya atau asal pilih jawaban.

MY ASH LIFE [end]Where stories live. Discover now