44. Gangguin Adek Kelas

24 9 0
                                    

“Kalo dengan gue gangguin mereka, dan itu buat lo terganggu. Fiks, lo cinta sama gue.”

—Alby Ryan Wajendra

©apsaapena 2022
Maret

Pemilihan organisasi kelas, sudah. Namun pelajaran masih kosong. Guru dan Osis, mereka fokus ke murid baru kelas 10.

"Do, kira kira adek kelas tahun ini emes emes gak ya?" tanya Alby.

Aldo memgidahkan bahu nya acuh. Cowok itu masih setia dengan hp nya seakan di belahan bumi lain ada seseorang yang dia hubungi. Padalah asli nya jomblo.

"Ck, lo denger gue ngomong gak sih? Dari tadi angguk angguk gak jelas." decak Alby.

"Gue gak tau babi. Gue dari tadi disini. Coba lo tanya Naufal, siapa tau dia tahu."

Emang kalo dasar nya buaya ya tetep buaya, batin Difa.

Cewek itu sedari tadi sibuk stalking bias bias nya, namun telinga Difa fokus di pembicaraan Alby dan Aldo.

Ketika kau lelah
Berhentilah dulu
Beri ruang, beri waktu.

Mereka bilang, "Syukurilah saja"
Padahal rela tak semudah kata.

Tak perlu khawatir, ku hanya terluka
Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa
Namun bolehkah s'kali saja ku menangis?
Sebelum kembali membohongi diri.

Ha, ha, ha-ah
Ha, ha, ha-ah
Ha, ha, ha-ah-oh.

Kita hanyalah manusia yang terluka
Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa
Namun bolehkah sekali saja ku menangis?
Ku tak ingin lagi membohongi diri
Ku ingin belajar menerima diri.

Suara merdu milik Kahfi menggema di ruang kelas XII IPA 1. Di tambah lagi dengan suara petikan gitar yang dimainkan oleh Arnold.

Difa saat itu sempat termenung mendengarkan lagu Runtuh yang di nyanyikan oleh Kahfi.

"Gila, suara lo bagus banget Kahf."

"Selain kapten basket, ternyata jago nyanyi."

"Aaaa, oppa Kahfi. Saranghae."

Pekikan histeris dari kaum hawa membuat semburat merah di telinga Kahfi terlihat.Bahkan, teman teman nya menggoda Kahfi.

"Aciee, Kahfi blusing woy."

"Napa blusing segala."

"Eh, kantin kuy. Kayaknya tuh anak MOS udah pada istirahat." ajak Alby.

Mereka mengangguk. Alby dengan semangat berdiri paling depan, diikuti dengan yang lain.

Alby sibuk menebar pesona ke adik kelas. Emang pada dasar nya cewek mudah baper, banyak dari mereka yang jadi korban gombalan Alby.

"Ck, lo kalo niat nge baperin anak orang gak usah ngalangin jalan." decak Difa.

"Ekhm, maaf ya neng Dipa. Kalo cemburu itu bilang." ejek Alby.

Alby lantas di soraki teman teman nya. Gaya tengil Alby membuat Difa jengah.

Difa berjalan terlebih dahulu. Dia juga dengan sengaja menabrak bahu Alby. Di ikuti dengan kembaran nya juga Ana. Mereka bertiga berjalan beriringan ke arah Kantin.

"WOY DIFA, KALO DENGAN GUE GANGGUIN MEREKA, DAN ITU BUAT LO TERGANGGU. FIKS, LO CINTA SAMA GUE." teriak Alby.

"Wihh, ternyata Alby diam diam suka sama Dina." ejek Aldo.

"Ck, benci. Benar benar cinta."

Gue suka sikap lo yang judes ke gue, Dif, batin Alby.

Dia berjalan menuju kantin. Dia tidak sadar, sedari tadi dia tersenyum. Bahkan teman teman nya menatap ke arah Alby dengan tatapan aneh.

Jikalau kau cinta, benar-benar cinta
Jangan katakan kamu tidak cinta
Jikalau kau sayang, benar-benar sayang.

Tak hanya kata atau rasa, kau harus tunjukkan
Jangan sampai
Hingga waktu perpisahan tiba
Dan semua yang tersisa hanyalah air mata
Hanya air mata.

Sindiran Kahfi melalui nyanyian lagu milik Judika terdengar merdu di koridor sekolah.

"Gue lagi galau, pas banget nih lagu sama suasana hati gue."

"Eh, itukan kak Kahfi yang kapten basket itu."

"Keren banget suara kak Kahfi."

"Bang, ajarin gue vokal dong."

Kahfi berhenti saat adik kelas nya menghadang dia. Panggil saja anak itu Daniel.

"Lo Daniel kan anak IPS itu?" tanya Kahfi.

"Iya bang. Ajarin gue ya, please."

Daniel memohon pada Kahfi. Kahfi sebenarnya tidak punya bakat dalam nyanyi. Hanya saja, kelebihan dia punya suara yang cukup bagus.

"Lo kalo minta gue ngajarin main basket, ayo. Kalo nyanyi, lo minta deh sama si ketua vokalis."

"Masalahnya, tuh orang serem bang. Tajem banget tatapan nya." lirih Daniel.

Arvian, Alby, dan Arnold terkekeh. Bukan cuma mereka bertiga, yang lain pun terkekeh mendengar jawaban Daniel.

"Ck, lo aneh. Nama aja Daniel. Udah kayak nama boyband korea. Siapa itu, Park Daniel? Lee Daniel? Atau siapa si?" ujar Arvian.

"Tanya Difa, dia hapal banget cowok cowok korea." sahut Alby.

"Kalo soal Difa aja cepat. Ehh soal Aljabar malah ngumpet." dumel Arnold.

"Nama nya juga bucinn."

"Biasalah, cinta emang merubah segala nya."

"Bahkan, dengan cinta pun. Mereka rela tidak makan berhari hari hanya demi dapat kabar ayang."

"Miris."

Sahutan teman teman nya seakan menjadi sindiran buat Alby. Alby mendesis tidak suka.

"BULLY AJA TEROSSS, SAMPAI MASA KEPEMIMPINAN PRESIDEN JOKOWI HABIS."

Alby mengicir ke kantin sendirian. Cowok itu ngambek. Padahal muka Alby sangat cocok buat bahan bullyan, tapi kenapa Alby tidak suka. Miris.



Tbc!!
Jangan lupa voment dan follow!
Stay on my story❤

MY ASH LIFE [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang