15. Kemarahan Rafa

74 61 50
                                    

Happy reading!

Egois yang akan menghancurkan, kehilangan yang akan menyadarkan”

-Broken Home-

©apsaapena 2021
November


Fajar telah menyingsing. Burung burung saling berkicauan. Hampir semua makhluk bangun dari tidur nya dan melanjutkan aktivitas baru. Lain hal nya dengan satu makhluk tampan ini. Dia senantiasa membungkus tubuh nya yang terasa dingin.

Siapa lagi kalo bukan Rafa. Cowok yang kemarin nangis nangis di pelukan sang kakak kini masih berleha leha menyusuri mimpi nya.

Bahkan, Ana yang sudah bangun sedari tadi hanya menggelengkan kepala nya saat melihat kelakuan Rafa.

Terlihat jelas, bekas mata panda milik Rafa. Setidak nyenyak kah dia selama seminggu. Sampai sampai, pagi ini belum bangun juga.

"Bangun, dek. Udah pagi. Ntar telat lho." Ana berusaha membangunkan Rafa dengan menggoyang kaki Rafa.

Dasar nya Rafa kebo, di bangunin sekali dua kali gak bakal respon. Ana menghela nafas kasar. Dia dengan kasar menarik selimut yang Rafa pakai untuk membungkus tubuh nya.

Entah sengaja atau tidak, yang pasti karena tarikan itu Rafa terjatuh dari ranjang tidur nya. Rafa menggaduh pelan. Ia tidak menyangka kakak nya akan setega itu pada nya.

Salah siapa tidak bangun. Harus nya malu sama ayam dong. Ayam saja bangun lebih awal. Masa dia ngaret kek kang ojek. Pikir Ana.

"Aduuh, kak. Bisa pelan gak sih bangunin Rafa. Sakit tau." gurutu Rafa sambil mengusap bokongnya yang terasa pegal.

"Sikit tii. Halah, gak usah banyak alesan. Sekarang kamu mandi, siap siap terus nanti nyampe rumah langsung ganti seragam." titah Ana. Rafa mengangguk malas.

"Kak, kakak niat banget sih ngusir Rafa." protes Rafa.

Gini nih, kalo sudah ketemu sama kakak nya. Udah lengket kaya prangko. Jika sudah begini, yang Ana lakukan hanya menatap Rafa malas.

"Kan udah kakak bilang. Kamu harus sekolah." geram Ana.

"Yaelah, kak. Kan Rafa masih kangen." rajuk Rafa menggoyangkan tangan Ana.

Ana menghela nafas lengah. Bukan kah sudah Ana jelaskan. Rafa bisa mampir kapan saja.

"Kan bisa mampir Rafa. Sekarang kamu mandi terus ke rumah terus berangkat sekolah." titah Ana yang tidak bisa di ganggu gugat.

"Iya iya."

Dengan langkah lesu, akhir nya Rafa bergegas menuju kamar mandi. Tidak membutuhkan waktu lama, Rafa mengganti pakaian nya lalu pergi ke arah ruang makan.

Rafa melihat kakak nya yang terlihat sibuk menata makanan untuk nya.

Rafa menarik kursi di meja makan nya. Lalu, ia mengambil nasi serta lauk secukup nya. Ia makan dengan hening. Sempat terlintas di pikiran nya apakah ia boleh menetap bersama kakak nya itu. Namun lagi lagi ia menghilangkan pikiran itu. Tidak mungkin kakak nya akan mengijin kan dia tetap tinggal yang ada nanti orang tua nya curiga.

"Kak, Rafa selesai. Rafa pamit ya. Assalamu'alaikum." ujar Rafa sambil menyalimi tangan Ana.

"Wa'alaikumusallam. Sekolah yang bener. Kakak juga mau bersih bersih dulu." ujar Ana.

Rafa mengambil jaket yang sempat ia sampir kan di kepala sofa.

"Kak, Rafa pamit, assalamu'alaikum."

MY ASH LIFE [end]Where stories live. Discover now