46. Camping [2]

25 9 0
                                    

Happy reading!

"Tapi tuhan kita beda kak." lanjut Angel dengan Lirih.

Arvian dan Ana memandang Angel sendu. Arvian tahu, seperti nya Angel sama seperti Ana. Cewek yang penuh misteri namun terdapat luka yang mendalam.

"Gpp, selama lo mampu lo perjuangin aja. Tapi lo harus ingat, jangan ambil dia dari tuhan nya."

Arvian mengelus kepala Angel lembut. Sosok Arvian sangat pas di jadikan seorang abang menurut Angel.

Angel mengangguk mendengar nasihat Arvian tadi. Dia akan memperjuangkan Rafa. Selagi dia masih bisa berjuang, dan Rafa masih sendiri dia tidak akan menyerah.

Namun, jika takdir berkata lain kelak ia akan mencoba mengikhlaskan nya.

"Ya udah kak, Angel duluan."

Arvian dan Ana mengangguk. Mereka memandang Angel yang begitu ceria.

Walaupun, Ana sangat menyayangkan tentang dandanan Angel. Bukan menonjolkan sebagai karakter seorang siswi, melainkan bak seorang jalang.

Namun, Ana mengerti mengapa Angel berdandan seperti itu. Itu semua hanya trik untuk mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang.

"Yang," panggil Arvian.

Namun, Ana tidak menengok ke arah Arvian. Dia merasa jika Arvian tidak memanggil nya. Nama dia kan Ana bukan Yang.

Arvian menggerutu saat Ana berjalan begitu saja.

Saat mengejar Ana, di pertengahan jalan Arvian menabrak bahu seseorang. Orang itu menggaduh kesakitan.

"Aduh, anjir. Kenapa ada tembok jalan sih."

Jelas sekali itu suara cowok. Arvian menatap aneh cowok yang tertabrak tadi.

"Kalo jalan liat liat."

Terlihat jelas cowok itu marah. Padahal kalo di telusuri lebih lanjut, dia yang salah bukan Arvian. Salah siapa dia berjalan sambil mencari uang recehan nya yang tadi sempat jatuh.

"Woy bocil. Lo gak tau gue siapa?" tanya Arvian.

Bintang menyeritkan alis nya heran. Sekecil itukah tubuh nya sehingga orang leluasa memanggilnya dengan sebutan bocil.

"Gue Bintang astaga, gue punya nama. Ngapain orang orang panggil gue bocil." sungut Bintang tidak terima.

Cowok itu Bintang, adik sepupu Ana yang Arvian tidak tahu.

"Badan lo kayak bocil. Jadi cocok lah."

"Apa lo bilang?!"

"Lo sedang berhadapan dengan anak pemilik sekolah, cil." ejek Arvian.

Bintang menelan ludah nya kasar. Dia tidak tahu, cowok yang di depan nya itu kakak kelas nya.

"Peache, bang. Dame dame. Gue gak tempe hehe."

"Ck, tahu lah. Gara gara lo, cil. Ayang gue udah nyampe duluan ke kelas." decak Arvian.

"Halah, gue gak percaya cowok kaya lo punya pacar. Muka lo muka muka jomblo." ejek Bintang.

Arvian menggeram marah. Arvian langsung menunjukan foto seseorang di hp nya.

 Arvian langsung menunjukan foto seseorang di hp nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MY ASH LIFE [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang