51. Ujian Sekolah

25 10 2
                                    

Kejadian dimana Arvian dan Ana sama sama masuk ke rumah sakit sudah berlalu beberapa bulan.

Hanya kurun tiga bulan mereka belajar aktif. Dan dimulai dari sekarang sampai satu minggu kedepan nya, mereka semua akan Ujian Sekolah.

Dimana nilai yang akan menentukan lulus tidak nya mereka.

"Lo habis ini mau lanjut ke mana?" tanya Vino.

"Gue niat nya mau lanjut ke UI ambil jurusan bisnis." jawab Aldo.

"Kalo kalian mau lanjut ke mana?" tanya Vino.

"UGM."

"ITB."

"UNSOED."

"Masih bingung."

Mereka tengah menunggu guru yang akan mengajar. Tidak lama kemudian, Bu Anjar yang tidak lain adalah wali kelas mereka datang dengan membawa beberapa buku.

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalam. Tumben agak telat bu?" tanya Alby.

"Oh itu tadi kami rapat sedikit buat bahas ujian sekolah." jelas Bu Anjar.

"Lho, gak kerasa ya guys tiba tiba udah Ujian Sekolah aja."

"Iya, padahal rasa nya baru kemarin kita senang senang."

Ana menanggapi mereka dengan senyuman. Sekarang sudah tidak ragu lagi untuk senyum.

Arvian. Cowok itu dengan seenak nya menyender di bahu Ana. Ana yang tengah membaca novel sebenar nya agak terganggu dengan Arvian yang menyender di bahu nya. Apalagi, cowok itu dengan santai nya bermain game.

"Yang," panggil Arvian.

Ana tidak merespon nya. Lagi pula, nama dia kan Ana bukan Yang apalagi be.

"Iihh, Rea."

"Apa sih?" Ana jengah dengan Arvian. Kenapa cowok itu sangat kekanak kanakan jika di samping nya, sedangkan dengan cewek lain malah dingin kayak beruang madu, eh kutub.

"Huh, gpp."

Ana berdecak pelan. Seperti tidak ada pekerjaan saja cowok itu.

"Bercanda elah. Jangan lupa minum obat nya." ucap Arvian saat melihat raut wajah Ana.

"Hm."

***

Hari pertama ujian membuat mereka ketar ketir. Hal biasa yang terjadi pada setiap murid.

"Pssttt, lo udah siap belum?" tanya Alby.

"Huh, siap gak siap juga tetep ujian." jawab Vino lesu.

Mereka terkekeh. Bukan hanya Vino yang merasakan hal itu. Namun, satu kelas juga ikut merasakan nya.

Terlebih lagi, jam pertama pengawas di ruangan mereka itu Bu Rindu dan juga guru dari sekolah lain yang sama sama guru BK.

"Fal, ntar lo bagi jawaban ya lewat isarat jari." suruh Aldo.

"Lagian kalo kasih jawaban juga, lo gak bakal bisa ngeh. Lagian lo duduk di depan." ejek Kahfi.

"Ck, bisa tukeran nama gak sih." gerutu Aldo.

"Makanya kalo bikin nama jangan yang depan nya huruf A." ejek Naufal.

"Ck, kalo gue dulu bisa request mah gue bakal pilih nama jadi Manu Rios."

Seketika sebuah buku terlempar ke arah muka Aldo. Ya siapa lagi kalo bukan Arnold pelaku nya.

"Gaya lo Manu Rios. Muka aja kayak jamet perempatan."

"Udah udah, mending lanjut belajar aja." lerai Naufal.

MY ASH LIFE [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang