6. Virtual [revisi]

287 218 101
                                    

Happy reading!

"stop nge-judge orang."

Dinafa Samuel Vegard

©apsaapena 2021
September

Suasana kelas begitu ramai karena jamkos. Ana yang tidak menyukai jamkos itu hanya menghela nafas kasar. Ia memasang earphone ke telinga nya. Tidak lupa pula, Ana menyetel musik dengan keras. Lalu, ia melanjutkan bacaan novel yang sempat tertunda.

Lain dengan mereka yang asik menikmati waktu jamkos. Bagi mereka, jamkos adalah surga dunia yang tak bisa di bandingkan dengan hal lain. Difa yang teriak teriak gak jelas melihat mv kpop di youtube, sedangkan sang kembaran sibuk menscroll apk tik tok.

"Woy, Dif. Bisa diem gak sih." decak Alby.

"Masalah buat lo?" tanya Difa sinis.

"Suara lo tuh bikin telinga gue sakit." decak Alby.

"Peduli gue?"

Difa menghiraukan decakan dari Alby. Ia lebih memilih menikmati suami halu nya dari pada Alby si cowok tengik.

Braakk

Alby yang sudah terbawa emosi menggebrak meja milik Difa. Ia yang tadi nya tengah mabar dengan Arvian disana, alhasil kalah.

"Kenapa lo gebrak meja gue njirr." ujar Difa kesal.

"Suara lo brisik. Bikin gue gagal fokus push rank." kesal Alby.

"Itu lo nya aja yang gak bisa main. Giliran kalah lo malah lemparin ke orang lain." sinis Difa.

"Pokoknya lo yang salah."

"Dih, gajelas lo."

"Lo berdua ribut mulu dari tadi. " sahut Arnold.

"Dia yang cari gara gara." sinis Difa.

"Suara lo yang bikin gue gagal fokus."sungut Alby.

" Lo aja yang bege. Orang gue lagi liatin suami gue, lo datang datang gebrag meja."sinis Difa.

"Hilih, suami. Virtual aja bangga." sungut Alby.

"Bener. Cewek sekarang pilih pilih bro." celetuk Bobi.

"Udah virtual, beda agama, beda negara, di ghosting lagi." sahut Aldo.

"Wih, nih kaum cowok ngajak tawuran." gertak Naila.

"Apakabar sama cowok kalo bosen sama cewek malah ditinggal cari cewek lain." sinis Bela.

"Udah gitu, kalo gak selingkuh pasti lari ke game."

"Udah game ngebag,marah marah gak jelas."

"Ya namanya juga cowok lari nya ke game lah. Lah cewek? Malah ngincer doi temennya." tukas Arnold.

"Stop nge-judge orang deh, kalo situ gak ngaca." sinis Dina.

"Nyatanya kan." Arnold mengedikan bahunya acuh.

Dina hanya mendengus kesal. Enak aja cewek di salahin. Please intropeksi diri sebelum nge-judge orang lain deh.

"Ck, di bilangin malah nglunjak, pengin sentil tuh ginjal." guman Dina tanpa menoleh dari layar ganget nya.

Arnold mendengar gumanan Dina hanya acuh. Tidak mungkin nyentil ginjal. Nyentuh perut kotak Arnold aja blussing tuh muka. Pikir Arnold mengandai.

"Ar, napa lo geleng geleng kepala. Pusing?" tanya Alby.

MY ASH LIFE [end]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora