53. Kecelakaan

29 10 0
                                    

Happy reading!

Arvian mengantar Ana ke apartemen nya. Awal nya, Ana menolak namun Arvian malah mendorong Ana masuk ke dalam mobil nya.

"Bintang ternyata punya sisi pelawak ya." ucap Arvian.

"Bintang memang begitu. Selain itu juga, Bintang yang paling keras kepala." jelas Ana.

"Ya, gue bisa tebak sih Re. Lagian kalo Rafa kan muka nya datar dingin juga." sahut Arvian.

Ana mengangguk. Memang benar, adik nya yang satu itu muka tembok. Mungkin suatu saat adik nya itu bakal merasakan apa itu sakit hati.

"Re, mau ikut ke Supermarket gak?" tanya Arvian.

"Hm, gak. Kalo mau mampir gue nunggu di depan supermarket aja."

" Hm, oke."

Setelah percakapan random mereka, Arvian berhenti di supermarket.

"Yakin, gak mau ikut masuk?"

"Lagian lo gak lama kan." ucap Ana acuh.

Dasar gak peka. Gue kan butuh bantuan lo Rea. Lagian kenapa sih bunda minta belanja dadakan, batin Arvian menggerutu.

Cowok itu langsung masuk ke dalam supermarket dan mengambil troli belanjaan nya.

Tidak banyak yang Arvian beli. Hanya bumbu dapur untuk stok satu bulan, dan juga satu lagi roti jepang langganan bunda nya itu.

"Terigu mana ya?" guman Arvian.

Pesona Arvian memang tidak bisa di ragukan kembali. Saat ini Arvian menjadi bahan  gibahan ibu ibu yang tengah belanja.

Arvian hanya cuek dan mencari bahan bahan yang bunda nya inginkan.

Disisi lain, Ana tengah duduk di depan supermarket sambil bermain game candyland favorit nya.

"Itu cowok belanja apa simulasi mati sih, lama banget." cibir Ana.

Ana, cewek itu sesekali menguap karena bosan. Mata Ana tertuju pada sesuatu.

Nia. Cewek yang sudah membuat nya di usir dari rumah itu tengah berjalan gandengan dengan seorang pria. Tepat nya pria itu seumuran papah nya.

Nia sesekali tertawa karena candaan nya. Pria itu sempat membisikan sesuatu ke Nia.

Karena jarak yang cukup jauh dari Ana, dia tidak tahu apa yang tengah di bisikan.

"Aku tuh sudah muak dengan nenek tua bangka itu." gerutu Nia.

"Sabar, lagian sebentar lagi juga mati itu orang tua." ucap pria itu sesekali mencium kening Nia.

"Dasar jalang." guman Ana.

Ana melanjutkan permainan nya. Namun, fokus Ana terpecah karena tingkat kekepoan nya. Beginilah karena akhir akhir ini berteman dengan kembar D.

Netra Ana tertuju pada seorang wanita paruh baya. Dia nenek nya. Nenek Dewi seperti nya akan menyebrang dan pergi ke supermarket ini.

Ana yang merasa ganjal pun langsung menghentikan game nya. Dan benar saja. Sebuah mobil melaju dengan kecepatan penuh mengarah ke arah nenek nya.

Ana segera berlari menolong nenek nya.

"NENEK AWAS!!!"

Ana mendorong nenek Dewi ke pinggir. Namun naas, diri nya lah yang tertabrak mobil itu hingga beberapa meter.

BRAAKKK,

Mobil itu langsung meninggalkan Ana begitu saja. Semua warga sekitar langsung molong Ana. Nenek Dewi yang tidak kalah syok pun langsung mendekat ke arah Ana dan segera memangku kepala Ana.

MY ASH LIFE [end]Where stories live. Discover now