Bab Enam

268 41 7
                                    

Happy reading^^

***

Mata Alankar membulat sempurna begitu internet rumahnya seketika mengalami gangguan. Dia menekan layar kesal, tapi tak ada yang berubah. Permainan tetap terhenti dan parahnya hal itu terjadi di saat tim mereka hampir menang.

Bukan hanya gangguan internet saja yang membuat Alankar kesal. Namun notifikasi spam dari grup juga. Percaya tim mereka akan berujung kalah, Alankar memilih keluar dari permainan dan berseluncur di aplikasi pesan. Dia mendengkus membaca rentetan pesan dari teman satu circlenya.

Rupanya tidak ada yang penting. Grup mereka hidup karena beberapa di antara mereka tengah memamerkan foto liburan terbaru atau bukti bahwa mereka baru saja membeli gadget paling mahal.

Gio
Alah, kurang mahal itu hp. Ya kan, Kar?

Almira
Gas, Kar! Ikutan beli. Masa iya lo mau kalah sama kita? Malu kali lo lebih terkenal, tapi hp lo paling murah di antara kita

Lula
Habis ini Lankar auto kirim screenshot dia udah beli HAHAHAH

Alankar berdecak jengkel. Dia membalik ponsel lalu memperhatikan benda persegi tersebut. Sebenarnya, ponselnya sudah tergolong mahal. Sebab satu ponsel seharga sebuah motor. Namun jika dibandingkan dengan teman-teman satu circle yang selalu saja membeli keluaran terbaru, maka miliknya hanyalah debu.

Haruskah dia ikut membeli? Jika dia tidak menggubris percakapan tersebut, dia yakin mereka akan mengecap tidak mampu serta merendahkannya. Dan dia tidak akan membiarkan itu terjadi. Dia sangat menjunjung harga dirinya.

Alankar terlebih dahulu keluar dari obrolan grup hendak mengecek saldo rekening. Seingatnya, dia baru saja mendapat gaji hasil endorse minggu lalu. Dia tersenyum penuh arti. Saldonya cukup untuk membeli ponsel model terbaru.

Buru-buru, dia membuka salah satu website terpercaya. Dia akan memesan ponsel itu dan membungkam teman-temannya yang hingga kini masih berisik memanggilnya.

Namun tepat saat Alankar ingin menekan tombol checkout, sebuah notifikasi pesan dari seseorang yang paling dia benci pun muncul.

Naomi
Bulan ini lo belum bayar cicilan utang, ya!

Naomi
Kalau lo berani kabur, lihat aja apa yang gue bakalan lakuin. Lo sayang kan sama followers-followers lo? Apa jadinya ya kalau mereka tahu sikap bejat lo sembarang pilox mobil orang?

Alankar sontak menjerit kesal. Mengapa perempuan itu harus menagihnya utang di saat dia ingin membeli ponsel keluaran terbaru? Saldo rekeningnya tidak cukup untuk kedua hal itu. Dia hanya bisa melakukan salah satu transaksi.

Dia menjambak rambutnya berusaha menggali ingatan akan kapan dia akan dibayar untuk endorse selanjutnya. Tapi, ternyata masih lama. Dia harus menunggu sekitar lima hari lagi.

"Sialan! Ini gara-gara Theresa! Kalau aja dia enggak selingkuhin gue, gue enggak bakalan berujung kelilit utang," maki Alankar kesal.

Kilasan peristiwa hari paling menyebalkan di hidupnya lantas terputar di benak.

21 Juli 2021–Hari ulang tahun Theresa.

Karena tidak mau membuat pacar pertamanya kecewa sebab dia tidak romantis, Alankar menyiapkan banyak hal dibantu teman-teman sekolahnya. Dia sudah membeli boneka beruang besar, seratus bunga mawar yang dirangkai menjadi satu buket indah, dan skincare kesukaan Theresa.

Tak lupa memesan kue mewah dari salah satu bakery termahal di kota mereka. Sebelum dia pergi menemui Theresa di cafe tempat mereka janjian, dia mampir ke minimarket untuk membeli korek api.

Dan saat itu juga, Lula mengirimi sebuah foto yang berujung membuatnya terlilit utang, yakni foto di mana Theresa dengan seorang influencer lain tengah berpelukan mesra. Saking marahnya Alankar menyadari Theresa berselingkuh, Alankar segera bertanya di mana foto tersebut diambil.

Dia tidak pergi ke sana dengan tangan kosong, melainkan dengan sekantong cat pilox. Dia akan membuat perhitungan kepada Theresa yang berani bermain di belakangnya. Pasalnya dia selalu memenuhi keinginan Theresa, lantas mengapa perempuan itu menduakannya?

Sebuah smirk muncul menghiasi wajahnya kala tidak ada satpam di tempat tersebut. Dia berjalan mengendap-endap seperti maling mendekati mobil yang dia yakini milik Theresa. Mini cooper biru.

Dengan semangat, Alankar membuka tutup cat tersebut dan mulai menyemprotnya ke sembarang arah. "Rasain lo! Biar tahu rasa lo diamukin bokap lo."

Alankar tertawa terpingkal-pingkal melihat mobil mewah tersebut kini berwarna pelangi. Dia yakin seratus persen Theresa akan bertengkar dengan ayahnya sebab perawatan mobil tersebut cukup mahal.

Sudah puas melampiaskan kekesalannya, Alankar hendak berlalu dari sana. Namun sayangnya, sebuah tangan mencekalnya dengan erat. Seorang perempuan asing dengan mata berapi-api.

"LO APAIN MOBIL BARU GUE, HAH?!"

Rasanya tubuh Alankar langsung kehilangan pijakan begitu tahu itu bukan mobil milik mantan kekasihnya. Dari sana, kehidupannya berubah total. Dia harus bisa membagi penghasilan dari endorse produk untuk kebiasaan foya-foyanya serta membayar utang kerusakan mini cooper tersebut.

Alankar memejamkan mata sejenak berusaha mengenyahkan kilasan peristiwa tersebut. Dia menggeram kala sadar dia baru berhasil membayar seperempat utangnya. Masih ada tiga per empat lagi.

Sebenarnya Alankar bisa saja meminta tolong pada salah satu kakaknya yang berpenghasilan tetap untuk membayar utangnya, tapi dia mengurungkan niat tersebut. Karena dia yakin jika Nylah tahu, hal itu akan berimbas pada karirnya sebagai seorang influencer.

Lula
Btw ya, kalian mending siap-siap deh

Gio
Apaan?

Lula
Kakak sepupu gue ada yang kerja di NALA, terus dia enggak sengaja gitu denger obrolan bos sama sekretarisnya. Katanya bakalan ada acara pemilihan brand ambassador

Almira
SERIUSAN? GUE MAU, SIH! NALA KAN? NALA YANG KEREN ITU

Kata "NALA" berhasil mengalihkan atensi Alankar dari utangnya. Brand itu sepertinya tidak asing di telinganya. Dimanakah dia pernah mendengarnya?

Gio
Gaspol sih, lo tahu kapan acaranya, Lul?

Lula
Gue cuma dikasih tahu itu idenya baru gitu, mungkin paling cepet bulan depan. Tapi, Gais, benefit yang ditawarin pasti enggak kaleng-kaleng, sih

Titus
Namanya juga NALA, ya kali enggak keren? Gue gas

Mata Alankar berbinar-binar. Jika keuntungan yang ditawarkan NALA memang luar biasa, maka dia harus ikut acara tersebut. Demi melunasi utang mini cooper tersebut serta memenuhi kebutuhannya yang terlalu banyak.

Baru saja Alankar girang karena merasa dewi keberuntungan sedang berada di pihaknya, sesuatu dalam diri Alankar muncul memenuhi kepalanya. Dalam sekejap, dia merasa dunianya runtuh.

"Anjir, Lan. NALA kan yang kemarin nawarin lo jadi endorser, tapi lo malah jual mahal."

Alankar spontan melempar gulingnya ke sembarang arah. "OMG, GUE JUGA GIBAHIN BOSNYA DI LIVE!"

Scent of LoveWhere stories live. Discover now