Bab Tiga Puluh Tujuh

177 33 37
                                    

Happy reading❤️

Galiena sungguh puas dengan umpan balik yang diberikan masyarakat terhadap produk baru mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Galiena sungguh puas dengan umpan balik yang diberikan masyarakat terhadap produk baru mereka. Dalam waktu satu hari, mereka berhasil menjual Citrus Butterfly sebanyak sepuluh ribu botol. Citrus Butterfly sukses membawa NALA semakin meroket, begitu juga dengan nama Alankar dan Lula.

Alankar dan Lula. Mengingat mereka menjadi pasangan saat mempromosikan Citrus Butterfly, banyak netizen yang mendukung agar kapal mereka juga berlayar di dunia nyata. Netizen menilai mereka adalah pasangan yang serasi.

Bahkan guna untuk mendukung mereka, beberapa netizen membuat akun di sosial media dengan nama gabungan mereka—Karla.

Galiena menatap kedua influencer yang menjadi buah bibir netizen saat ini. "Saya tidak masalah jika kalian sungguh menjalin suatu hubungan. Hanya saja karena sekarang banyak yang memperhatikan kalian, saya meminta tolong agar lebih berhati-hati dalam bersikap.

Sebisa mungkin jangan terlibat skandal apa pun yang berujung merugikan NALA. Mengerti?"

"Tenang aja, Bu Galie. Kita ngerti posisi kita, kok. Kita enggak bakalan lakuin tindakan bodoh yang merugikan siapa pun, terutama NALA," ucap Lula.

"Saya sangat percaya dan mengandalkan kalian. Saya harap sampai ke depannya, kalian tidak pernah mengecewakan saya."

Alankar mengangguk mengerti. Dia sungguh bersyukur kepada Tuhan. Dia tidak menyangka produk yang dia dan Lula promosikan akan meledak di pasaran. Saat ini, dia amat bahagia, sampai-sampai dia rasa dia bisa terbang ke langit.

Dia semakin terkenal yang otomatis dia akan bisa melunasi utangnya serta memiliki banyak uang. Dia bisa kembali berfoya-foya.

"Oh iya, hari ini kami ada acara makan malam tim. Kalian berdua bisa bergabung dengan kami."

"Seriusan kita diajak, Bu?" tanya Lula mengerjapkan mata berulang kali.

"Iya, jam tujuh malam di Lilac Cafe. Jangan terlambat, ya. Sekalipun cuma acara makan-makan, saya tetap minta kalian datang tepat waktu."

"Lilac Cafe?"

"Kenapa? Kamu enggak suka sama makanan cafenya?"

Buru-buru, Lula menggeleng. Bagaimana mungkin dia tidak suka hidangan lezat yang disajikan Lilac Cafe? "Bukan soal makanannya, Bu. Tapi bukannya di sana makanannya mahal-mahal, ya? Saya pernah sekali makan, langsung enggak mau datang lagi karena harganya luar biasa."

Galiena tertawa pelan. "Tenang aja, nanti saya yang bayar. Kalian sisa pesan dan habisin makanan. Oke?"

"Oke bangetlah!" seru Lula antusias.

***

Lula dan Alankar datang di waktu yang bersamaan. Setibanya mereka, Lilac Cafe sudah lumayan padat oleh karyawan-karyawan NALA. Keduanya sempat merasa sungkan, tetapi Diego yang terlebih dahulu sadar akan keberadaan mereka lantas melambaikan tangan sehingga mau tidak mau mereka melangkah mendekat.

Scent of LoveWhere stories live. Discover now