Bab Empat Puluh Enam

164 31 34
                                    

Happy reading❤️

Diego yang tak kunjung keluar dari ruangannya sontak mengundang beribu tanda tanya di kepala Galiena

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Diego yang tak kunjung keluar dari ruangannya sontak mengundang beribu tanda tanya di kepala Galiena. "Ada apa, Go? Bukankah semua proposal yang kamu bawa sudah saya tanda tangani?"

"Ah ... iya." Diego menggesek ujung sepatunya linglung.

"Lalu, kenapa?" Galiena tersenyum jahil, "Kalau masih diam aja, nanti saya suruh joget kayak semalam, lho."

"Bu Galie!" pekik Diego terkejut. Seketika rona merah menjalar di pipinya. Dia sangat malu mengingat dirinya sudah pernah berjoget sebanyak dua kali di hadapan Galiena.

Galiena terkekeh. "Habisan kamu begitu. Kenapa, deh? Saya jadi enggak fokus kerjanya."

Diego melirik sebentar jam yang melingkar di pergelangan tangannya sebelum berucap, "Apa pendapat Bu Galie soal cerita Luna kemarin?"

"Cerita Luna?" Kening Galiena mengerut dalam menandakan ia tengah menggali memori semalam. Butuh waktu sekitar sepuluh detik, Galiena baru berhasil mengerti maksud Diego. "Tentang Luna yang ngerasa sebenarnya cowoknya selingkuh, tapi minta putus berkedok minder?"

Diego mengangguk.

"Saya enggak tahu, sih, yang menjalani hubungan kan mereka. Namun saya rasa alasan putus seperti itu tidak tepat. Bagaimana bisa meminta putus karena minder dengan Luna yang pekerja keras?

Alih-alih minder, seharusnya dia membuktikan jika dia memang pantas bersanding dengan Luna. Lagipula, bukankah bagus seorang cewek juga memiliki penghasilan sendiri?"

"Iya, sih."

Galiena menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Kenapa mendadak penasaran tentang itu?"

"Hanya ... ingin tahu pendapat Bu Galie."

Walau masih bingung, Galiena berujar, "Kalau begitu, sekarang rasa penasaran kamu sudah terjawab, bukan?"

"Sudah."

Galiena tersenyum kemudian menunduk melanjutkan kegiatannya membaca laporan keuangan bulan ini.

Diego menghela napas gusar. Dia tidak bisa menahannya lagi. "Bu Galie."

"Kenapa, Diego? Sepertinya hari ini kamu ...."

"Seumpama Alankar mau ketemu sama Bu Galie dengan alasan ingin meminta maaf, apa Bu Galie berkenan?"

Terkejut mendengar nama yang disebutkan Diego, Galiena sampai berulang kali mengerjapkan mata. Alankar ingin bertemu dengannya?

"Dua jam yang lalu, Alankar mengirimi saya pesan. Dia bilang berhubung dia yakin Bu Galie pasti memblokir kontaknya, dia meminta tolong kepada saya untuk menyampaikan pesan bahwa dia ingin bertemu Bu Galie di Cafe Purnama. Tidak peduli seberapa lama, dia tetap akan menunggu Bu Galie karena dia bersungguh-sungguh," jelas Diego panjang dalam satu tarikan napas.

Scent of LoveWhere stories live. Discover now