Bab Empat Puluh Satu

174 28 26
                                    

Happy reading❤️

"Bisa kamu jelasin ke mama situasi macam apa ini?" tanya Nylah seraya menunjuk layar ponselnya yang mempertunjukkan Alankar tengah mengunggah video pembulian Galiena

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bisa kamu jelasin ke mama situasi macam apa ini?" tanya Nylah seraya menunjuk layar ponselnya yang mempertunjukkan Alankar tengah mengunggah video pembulian Galiena.

"Bukan sekali mama bertanya ke kamu, Lankar. Berkali-kali, mama memastikan bukan kamu si pengunggah itu. Dan berkali-kali juga kamu bilang ke mama kamu enggak akan tega melakukan itu."

Alankar menunduk, guna menghindari tatapan tajam Nylah. Sedari dulu, dia paling anti melihat ibunya marah.

"Jawab mama, Lankar."

"Alasan kamu tiba-tiba promosiin produk mereka tanpa dibayar pasti ini, kan? Kamu sadar kamu orang yang bikin keadaan mereka kacau," tambah Nylah.

Liora tertawa. "Udah gue duga, mana mungkin si Lankar berubah jadi malaikat? Nolongin orang yang lagi kesusahan?"

Menyadari Liora bermaksud mengompori keadaan, Lana lantas menjitak kepala Liora dan meminta adiknya itu masuk kamar. Sepeninggalnya Liora, Lana meraih lembut tangan ibunya. "Duduk dulu, Ma. Kita kasih adek kesempatan buat jelasin, ya?"

Sebenarnya Lana juga marah, terlebih Alankar telah membohongi mereka. Hanya saja, dia berpikir harus ada seseorang yang menengahi situasi mereka saat ini.

Alankar menarik napas dalam sebelum menengadahkan kepala menatap ibu dan kakaknya secara bergantian. "Lankar minta maaf, Ma, Kak. Iya ... Lankar ngaku, Lankar yang post video itu. Tapi jujur, Lankar enggak kepikiran kalau videonya bakalan seviral itu. Lankar juga enggak tahu dampaknya akan besar banget."

"Kamu—"

"Hari itu ...." Bibir Alankar bergerak menceritakan kronologis acara pemilihan brand ambassador tersebut. Bermula dari dia yang merasa dipermalukan oleh Galiena sebab berulang kali salah mengambil botol parfum.

Dia emosi hingga berniat membalas dendam, tetapi harus dia akui awalnya itu sekadar niat. Dia tidak bersungguh-sungguh untuk membalas Galiena.

Karena dia sadar, seumpama dia ingin menjadi brand ambassador NALA, maka memang sudah sepantasnya dia mengenal semua produk mereka. Itu murni kesalahannya. Namun, semua berubah setelah dia tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang.

Seseorang tersebut menjatuhkan flashdisk lalu pergi begitu saja. Dia yang penasaran pun berinisiatif mengecek ke warnet terdekat.

Dari sana, dia menemukan video masa lalu Galiena.

"Lankar nyesel banget udah post videonya, Ma, Kak. Lankar enggak bohong. Apalagi Lankar lihat langsung gimana keadaannya Bu Galie waktu itu. Dia meringkuk kesakitan."

Alankar memejamkan mata sejenak sebelum melanjutkan ceritanya, "Bayangan Bu Galie yang kesakitan enggak mau pergi dari kepala Lankar. Karena itu, Lankar mikir Lankar harus berbuat sesuatu."

Scent of LoveWhere stories live. Discover now