Bab Lima Puluh Empat

159 29 56
                                    

Siapa nih yang enggak sabar nunggu Senin dateng cuma buat kelanjutan dinner Galie-Lankar?🤣

Selamat membaca❤️

Tidak sengaja bertubrukan dengan seseorang di mal membuat Galiena terlempar ke hari acara pemilihan brand ambassador

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Tidak sengaja bertubrukan dengan seseorang di mal membuat Galiena terlempar ke hari acara pemilihan brand ambassador. Ia baru sadar sebelum acara dimulai, ia juga sempat menabrak seseorang—mungkin lebih tepatnya ia ditabrak.

Dan kebetulan sekali, mereka memiliki aroma tubuh yang sama. Galiena yakin sekali sebab ia mengenal aroma tersebut. Perpaduan aroma bunga dan buah segar yang berasal dari Crush Potion milik NALA.

Pelan-pelan, Galiena menengadahkan kepala. Jantungnya spontan berdegup kencang kala iris mata mereka bertemu. Ia mundur beberapa langkah hendak menjauhi sosok tersebut. Sementara ia merasa takut, sosok tersebut—Mila—yang tak lain merupakan pembulinya saat SMA tersenyum evil.

"Hai, Galie! Pas banget bisa ketemu lo di sini," sapa Mila kemudian berniat menyentuh pundak Galiena, yang langsung dihindari oleh Galiena.

"..."

"Wow chill, Babe. Enggak perlu waswas gitu sama gue."

Karena belum bisa menguasai dirinya, Galiena tidak mampu mengucapkan sepatah kata pun.

"Kayaknya sekarang keadaan lo udah oke banget, ya? Padahal gue harap enggak, haha. Hebat juga lo dalam waktu beberapa bulan bisa jungkirbalikkin keadaan. NALA sekarang sukses banget, kan?"

Tangan Galiena terkepal kuat.

Mila mempertipis jarak di antara mereka lalu berbisik, "Udah lama lo enggak nari pakai payung. Gue kangen, loh. Gimana kalau lo lakuin itu sekarang? Orang-orang pasti kasih tip."

Cukup sudah. Jika ia tetap bungkam, maka Mila akan semakin gencar mengatainya. Ia harus berani membalas perkataan Mila. Ia harus ingat bahwa ia bukanlah Galiena saat SMA, melainkan Galiena si pemimpin NALA. Ada banyak orang yang mengagumi dan mendukungnya.

Mila mengangkat sebelah alis, meremehkan Galiena. "Kenapa Galie? Lo mau ngomong apa? Bibir lo geter-geter itu. Kasihan banget."

Galiena memejamkan mata sejenak lalu membukanya kembali. Ia hanya mempunyai dua pilihan, sekarang atau tidak sama sekali. Dengan tangan yang masih terkepal kuat, ia memberanikan diri menatap Mila.

"Ululu, si monyet berani natap gue sekarang. Kok gue jadi takut, ya?"

"Mau sampai kapan kamu ganggu aku terus?"

Bukannya merasa terintimidasi, Mila malah tertawa. "Lo ada kemajuan juga, ya. Sekarang lo bisa panggil diri lo sendiri pakai kata 'aku', dulu kan pakai 'saya'. Hebat-hebat."

Kamu harus berani Galie. "Atau ... jangan-jangan kamu iri, ya? Makanya kamu enggak berhenti ganggu aku."

Pertanyaan Galiena berhasil menampar Mila. Terbukti dari wajah terkejut Mila serta mata yang berulang kali berkedip. Keheningan menyelimuti mereka cukup lama sebelum akhirnya Mila meledak. Napas perempuan itu memburu. "Apa lo bilang? Gue iri sama lo? Buat apa gue iri sama orang yang punya masa lalu memalukan."

Scent of LoveKde žijí příběhy. Začni objevovat