Bab Empat Puluh Empat

175 29 29
                                    

Selamat hari raya Waisak untuk teman-teman yang merayakan dan selamat membaca❤️

Selamat hari raya Waisak untuk teman-teman yang merayakan dan selamat membaca❤️

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Ayo, masuk aja. Anggap rumah sendiri," ujar Gabriella tersenyum hangat.

Berhubung Lula satu-satunya yang tidak pernah menginjakkan kaki di rumah mewah milik Galiena, matanya terus bergerilya takjub akan interior rumah. Sungguh luar biasa. Dia jadi penasaran kira-kira berapa jumlah uang yang dihabiskan keluarga Galiena saat membangun rumah.

Malam ini, Gabriella meminta Galiena mengundang Diego, Lula, Luna, serta Luisa ke rumah untuk dinner bersama. Awalnya Galiena sudah menolak dengan alasan semua orang tengah sibuk mengatur ulang konten promosi.

Tetapi, ia lupa jika ibunya sangat keras kepala. Demi mewujudkan keinginan makan bersama, Gabriella sampai menghubungi Diego dan memaksa Diego membawa semua orang.

"Wow, itu semua pialanya Bu Galie?" tanya Lula heboh seraya menunjuk lemari yang sebagian besarnya dipenuhi oleh piala-piala.

Pertanyaan Lula sontak membuat semuanya berhenti melangkah.

Gabriella mengangguk. "Iya. Galie selalu dapat juara pertama di angkatannya. Beberapa kali dia juga menang olimpiade."

"Ternyata Bu Galie kerennya emang udah dari dulu, ya," celetuk Luna.

Gabriella tertawa sebelum mengajak mereka kembali melangkah menuju ruang makan. Dia takut makanannya keburu dingin.

"Maaf, ya, makanannya cuma ini. Saya sedikit bingung harus memasak apa karena belum tahu makanan kesukaan masing-masing. Yang saya tahu cuma Diego memiliki alergi yang sama seperti Galie—udang. Jadi, saya enggak masak seafood." Gabriella berucap sembari membuka tudung saji.

Mata keempatnya membeliak sempurna. Bagaimana bisa Gabriella menggunakan kata cuma, sedangkan Gabriella sudah menyiapkan lima jenis hidangan? Sup krim ayam, ayam bakar madu, capcay, bebek betutu, serta dua loyang pizza.

"Ini udah lebih dari cukup, Bu," kata Diego.

Galiena hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya. Belakangan ini, sepertinya Gabriella senang memasak lagi, tetapi Galiena tidak keberatan. Selagi ibunya bahagia, ia tidak memiliki alasan untuk menentangnya, bukan?

"Ayo duduk. Dimakan sampai habis, ya. Kalau kurang, nanti kita pesan makanan dari luar lagi. Pokoknya hari ini kalian makan sepuasnya."

Setelah mengambilkan bagian untuk anaknya, Gabriella terlebih dahulu berpaling ke Diego. "Diego, mau saya ambilkan juga?"

"Eh, enggak usah, Bu. Saya ambil sendiri aja," tolak Diego halus. Diego merasa tidak enak jika hanya dia di antara ketiga lainnya yang diambilkan oleh Gabriella.

"Loh? Kenapa malu-malu? Yang lainnya, ayo dimakan. Apa perlu saya ambilkan semuanya?"

Mendengar itu, keempatnya segera mengambil bagian masing-masing. Mereka takut Gabriella akan mengisi piring mereka terlalu penuh.

Scent of LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora