Galiena memiliki trauma terhadap sosial media. Masa lalunya yang begitu buruk membuat ia selalu berusaha menghindar dari segala hal yang bersangkutan dengan sosial media. Sebab setiap kali ia mencoba membuka sosial media, maka bayang-bayang menyaki...
Enggak kerasa udah di bab 29 aja🤗 Semoga enggak ngebosenin yaa dan happy reading❤️
Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
Almira Mendingan kalian berdua berhenti deh
Almira Udah cukup kalian ngebantuin NALA dari kemarin. Oke, gue ngerti Lula sesayang itu sama produk mereka makanya bantuin biar NALA enggak bangkrut
Almira Lah terus lo kenapa tiba-tiba jadi baik, Kar? Dari dulu lo selalu menjauh dari "perusahaan yang bermasalah". Nah ini?
Gio Gue sebenarnya enggak masalah kalian bantuin mereka, cuma gue kasihan lihat kalian yang kena batunya
Almira Gue tahu kalian enggak sebodoh itu sampai enggak ngeh kalau orang yang disindir sama anak-anak lain itu kalian
Almira Apa enggak malu sama julukan kalian sekarang? Kalian dijuluki tukang caper, Kar, Lul. Gara-gara kalian doang yang masih promosiin barang mereka
Sebenarnya, keinginan untuk berhenti mempromosikan produk NALA di sosial medianya sangatlah tinggi. Karena dia mulai mengkhawatirkan reputasinya yang selama bertahun-tahun dia bangun. Namun, apa boleh buat?
Setiap kali dia ingin berhenti, maka bayangan Galiena yang meringkuk hari itu akan menghantuinya. Dia tidak bisa tenang. Dia terus-terusan merasa bersalah. Jika tahu begini akhirnya, dia tidak akan berani untuk mempublikasikan video Galiena.
Tiba-tiba Alankar penasaran. Dia memiliki alasan kuat untuk tetap mempromosikan produk NALA di saat keadaan NALA sedang kacau, tapi bagaimana dengan Lula. Mustahil Lula melakukannya semata-mata karena terlalu bucin dengan produk NALA dan tidak tega jika NALA sampai bangkrut. Dia tahu rasa empati Lula tidak setinggi itu.
Terkecuali, Lula juga melakukan sebuah kesalahan dan ingin mencoba memperbaiki keadaan sepertinya. Kalau memang seperti itu, kira-kira kesalahan apa yang Lula telah perbuat?
Bersamaan dengan itu, layar ponselnya kembali menyala. Ada notifikasi pesan masuk dari Lula.
Lula Lankar
Lula Lo ada waktu kosong? Ada yang gue mau bahas sama lo
Lula Kita ketemuan di Cafe Purnama. Cuma kita berdua aja, gue enggak ajak anak-anak lain
Alankar menaikkan sebelah alis. "Wah, jangan-jangan gue bener. Dia juga nyembunyiin sesuatu terus sekarang dia mau cerita. Oke, gue harus cabut."
"Cabut ke mana?"
Alankar mengusap dadanya terkejut. Dia melotot. "Akhir-akhir ini mama suka banget, ya, muncul tiba-tiba kayak hantu."