Bab Lima Puluh Satu

190 34 44
                                    

Semakin dekat sama ending nih, happy reading❤️

Saking larut terhadap pekerjaan masing-masing, tidak terasa waktu telah berjalan hampir dua bulan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saking larut terhadap pekerjaan masing-masing, tidak terasa waktu telah berjalan hampir dua bulan. Galiena menggunakan waktu sebaik-baiknya. Ia terus belajar agar NALA bisa semakin dikenal di kalangan masyarakat. Dan jerih payahnya terbalas. NALA mendapat penghargaan dari salah satu media, yaitu penghargaan sebagai The Women Choice for Parfume Brand Product.

Para investor semakin terpikat oleh kemampuan Galiena dalam mengelola NALA, tidak terkecuali Amanda. Amanda juga sempat meminta maaf atas perlakuannya yang kerap kali meremehkan Galiena. Dia mengungkapkan dia hanya kecewa karena NALA sudah dua kali menjadi topik hangat di khayalak umum. Dan topik itu sangat tidak pantas.

Sementara Alankar, dia sibuk mempersiapkan banyak hal untuk membuka usahanya. Mulai dari membuat desain menu semenarik mungkin, mengurus papan nama, berlatih supaya makanannya memiliki cita rasa yang pas, mencari beberapa peralatan, dan banyak lagi.

Meski demikian, Alankar selalu menyempatkan diri mengirim pesan kepada Galiena. Dia ingin membagikan perkembangan usahanya kepada perempuan itu. Dia akan membuktikan jika dia bisa sukses, sekalipun dia keluar dari zona nyamannya—menjadi seorang influencer.

Sedangkan Lula, namanya semakin melambung tinggi. Saat ini, ada banyak akun penggemar Lula yang bertebaran di sosial media. Semua menyukai Lula karena dia memiliki kepribadian yang ramah juga santun.

"Bu Galie," panggil Lula seraya melambaikan tangan kanannya yang menganggur. Di tangan kirinya terdapat sebuah paperbag berisikan beberapa gelas kopi dingin.

"Hei," sapa Galiena balik.

Lula mendudukkan diri tepat di depan Galiena. Tetapi sebelum itu, dia mengintip sekilas apa yang tengah dibaca oleh Galiena. "Wow, skrip buat wawancara?"

Galiena menggaruk tengkuknya salah tingkah. Sejujurnya ketika ia mendapat tawaran wawancara di salah satu media, ia ingin menolaknya. Akan tetapi, Diego dan anak-anak lainnya terus mendesaknya. Berkata jika ini adalah kesempatan emas dan ia tidak boleh melewatkannya.

"Iya. Wawancaranya masih lima hari lagi, sih. Cuma takut aja nanti salah, jadi latihan dari sekarang."

Lula membulatkan mulut kemudian mengeluarkan segelas kopi dan menyodorkannya kepada Galiena. "Penyemangat?"

"Makasih. Siang ini bukannya kamu mau kencan? Kenapa tiba-tiba ke sini?" Galiena bertanya sembari menerima kopi tersebut.

Mendengar kata 'kencan', Lula refleks mencebikkan bibir sebal. "Gagal. Si bocah itu semalam mainan hujan, sok kuat. Tahunya barusan dia infoin kalau dia menggigil, demam apalah. Jengkelin."

Galiena tergelak. Bocah yang Lula sebut adalah Blake. Sejak Galiena tahu Lula diam-diam menyimpan rasa kepada sang fotografer, ia berusaha membantu Lula. Ia mencoba mendekatkan keduanya. Dan ia berhasil. Keduanya mulai menjalin hubungan tepat sebulan yang lalu.

Scent of LoveWhere stories live. Discover now